Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menko Polkam: Teroris Berkamuflase di Tengah Masyarakat

Kompas.com - 09/09/2012, 15:40 WIB
Aditya Revianur

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah mengimbau masyarakat untuk mewaspadai setiap gerak-gerik mencurigakan kelompok yang berada di tengah-tengah masyarakat. Kelompok teroris masa kini dinilai memanfaatkan cara kamuflase dalam mempersiapkan aksi teror.

"Teroris kini ada di tengah masyarakat, mereka pandai berkamuflase. Contohnya menggunakan rumah yayasan yatim piatu sebagai sarana mempersiapkan aksi teror," kata Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto dalam keterangan pers di kantornya, Jakarta, Minggu (9/9/2012).

Djoko menegaskan, dalam menyikapi kamuflase teroris, peran kesadaran setiap masyarakat adalah hal yang penting. Masyarakat, katanya, harus mewaspadai setiap keberadaan orang baru di tengah masyarakat yang memiliki tindakan mencurigakan.

Selain itu, pihak Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW) harus melaporkan setiap warganya yang melakukan tindakan mencurigakan ke pihak berwajib. Menurut Djoko, peristiwa ledakan yang diduga bom rakitan di Beji, Depok, adalah salah satu bukti jika kesadaran masyarakat masih sangat kurang.

"Bom rakitan yang meledak di tempat itu (rumah panti asuhan) karena di sana di simpan bahan peledak. Besar kemungkinan bahan peledak dirakit juga di tempat itu lalu tidak sengaja waktu dirakit meledak. Warga yang sebelumnya kurang waspada kini harus lebih mewaspadai lagi aksi teror serupa yang direncanakan di tengah-tengah mereka," tegasnya.

Hal senada diungkapkan oleh Kapolri Jenderal (Pol) Timur Pradopo. Dia mengemukakan perencanaan tindak teror yang dilakukan di tengah masyarakat harus ditanggulagi oleh masyarakat bersama kepolisian. Penanggulangan aksi teror, terangnya, tidak dapat semuanya diserahkan pada kepolisian.

Modus kamuflase tersebut, lanjutnya, harus dipersempit oleh masyarakat sendiri. Kepolisian dalam hal ini, menurutnya, hanya melakukan proses lebih jauh berdasarkan laporan masyarakat dan hasil investigasi intelijen. Proses lebih jauh tersebut, diungkapkannya, adalah melakukan penyergapan dan penangkapan yang dilakukan Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror.

"Ruang gerak para teroris yang mulai melakukan kamuflase di tengah masyarakat harus diantisipasi bersama oleh masyarakat itu sendiri melalui cara bekerja sama dengan kepolisian. Antisipasi itu dapat dilakukan dengan melaporkan hal yang dirasa janggal ke polisi terdekat untuk selanjutnya ditindaklanjuti. Kita akan terus menyosialisasikan hal itu ke masyarakat agar senantiasa peduli bahwa teroris hidup di sekitar mereka," ungkap Timur.

Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Marciano Norman juga menyatakan hal senada. Dia menjelaskan, kejadian kamuflase yang dilakukan teroris terus berkembang dengan beragam kedok yang berbeda-beda. Kamuflase di Beji dengan berkedok panti asuhan adalah salah satu cara aman, yang dipergunakan teroris dalam merencanakan teror di tempat yang berbeda.

"Saya kira yang harus ditingkatkan adalah sinergitas aparat dan warga, baik itu di daerah maupun Jabodetabek. Aparat dan pemda tidak boleh lengah. Warga, untuk menghindari kamuflase teroris, harus aktif melaporkan tamu atau usaha tertentu di daerahnya yang mencurigakan tentunya agar kejadian serupa tidak kecolongan lagi," tegas Marciano.

Sebelumnya, ledakan yang diduga bom rakitan meledak di Jalan Nusantara, Beji Depok, Jawa Barat, pada Sabtu (8/9/2012), pukul 21.25 WIB. Bom rakitan itu mengakibatkan seorang pria di dalam rumah petak yang sekaligus panti asuhan yayasan yatim piatu pondok bidara yang menjadi sumber ledakan terluka parah.

Pria yang belum diketahui identitasnya itu masih dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara Polri R Said Sukanto, Jakarta Timur. Dua orang lainnya, yakni Mulyadi Tofik dan Bagus Kuncoromengalami luka ringan.

Polisi sudah memeriksa delapan orang saksi di Markas Polres Kota Depok sejak Sabtu malam. Tim Gegana juga berhasil mengamankan sejumlah barang bukti seperti senjata api, granat, dan bahan peledak di lokasi kejadian.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

    Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

    Nasional
    Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

    Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

    Nasional
    Menko Polhukam Harap Perpres 'Publisher Rights' Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

    Menko Polhukam Harap Perpres "Publisher Rights" Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

    Nasional
    Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

    Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

    Nasional
    Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

    Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

    Nasional
    Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

    Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

    Nasional
    Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

    Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

    Nasional
    Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

    Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

    Nasional
    KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

    KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

    Nasional
    Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

    Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

    Nasional
    Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

    Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

    Nasional
    Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

    Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

    Nasional
    Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

    Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com