Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Muda Berafiliasi dengan Jaringan Lama

Kompas.com - 04/09/2012, 09:18 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaku aksi teror di Solo, Jawa Tengah, diduga punya ikatan emosional dan pernah berkomunikasi dengan jaringan lama. Polisi masih terus mendalami kasus yang melibatkan anak-anak muda tersebut.

Dalam rapat kerja dengan Komisi III DPR di kompleks parlemen, Jakarta, Senin (3/9), Kepala Polri Jenderal (Pol) Timur Pradopo mengatakan, ”Kami masih menunggu hasil dari laboratorium forensik, termasuk kemungkinan keterkaitan dengan kasus sebelumnya.”

Jumat malam lalu, Detasemen Khusus Antiteror menyergap tiga orang yang diduga menembak Ajun Inspektur Dua (Anumerta) Dwi Data Subekti hingga tewas. Dua di antaranya, Farhan Mujahidin (19) dan Mukhsin Sanny Permadi (20), tewas dalam baku tembak di Jalan Veteran, Kelurahan Tipes, Solo. Terduga lainnya, Bayu Setiono, warga Tipes, ditangkap di kediaman mertuanya di Desa Bulurejo, Kecamatan Gondangrejo, Karanganyar, Jawa Tengah.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal (Pol) Boy Rafli Amar menegaskan, di dalam tas pinggang milik Farhan ditemukan tiga magasin dan tiga hollowpoint berukuran 9 milimeter.

Ditemukan pula beberapa lembar surat yang menjelaskan ideologi mereka. Dalam surat itu juga dijelaskan pembalasan dendam kepada polisi karena telah menangkap tokoh mereka. ”Balas dendam kepada anggota kepolisian itu sandinya main bola. Kalau pengantin adalah sandi bom bunuh diri,” kata Boy Rafli.

Dari pemeriksaan terhadap Bayu diketahui bahwa Farhan merupakan eksekutor dari tiga aksi yang mereka lakukan di Solo, yaitu pada 17, 18, dan 30 Agustus 2012. Sementara Bayu ikut merencanakan ketiga aksi itu. Misalnya, dalam aksi 17 Agustus 2012, peran Bayu adalah menukarkan pelat nomor kendaraan yang akan dipakai.

Farhan adalah anak tiri Abu Omar, pemimpin kelompok Abu Omar. Senjata yang dipakainya diduga berasal dari Filipina. Kelompok Farhan diduga punya kaitan emosional dengan jaringan sebelumnya. ”Boleh dibilang ini adalah beberapa afiliasi dari sejumlah kelompok yang selama ini sudah terungkap,” tutur Boy Rafli.

Keterlibatan para pelaku yang masih sangat muda itu seolah-olah ingin menunjukkan eksistensi mereka di tengah lingkaran setan terorisme. ”Kami dikejutkan dengan anak yang baru berusia belasan tahun. Kami anggap ini masih ingusan karena mereka berpikir pendek dan emosional. Bagi kami, ini tidak menguntungkan, baik untuk pesantren maupun umat Islam secara luas,” ujar Direktur Pondok Pesantren Al Mukmin KH Wahyudin, Senin, di Ngruki, Desa Cemani, Grogol, Sukoharjo, Jawa Tengah.

Wahyudin menyebutkan, Farhan dan Mukhsin merupakan bekas santri Pondok Pesantren Al Mukmin. Farhan mengenyam pendidikan di madrasah tsanawiyah pada 2005-2008, sedangkan Mukhsin murid madrasah aliyah pada 2007-2010. Sementara Bayu diketahui hanya mengenyam pendidikan di tingkat SD dan tidak tamat.

Direktur Eksekutif Yayasan Prasasti Perdamaian Noor Huda Ismail mengatakan, fenomena terorisme yang dilakukan anak muda beberapa tahun terakhir disebabkan banyaknya anak muda yang saat ini tidak memiliki banyak alternatif pilihan. Kondisi itu ditambah dengan tradisi berpikir kritis yang semakin luntur di kalangan anak muda.

”Masalahnya kini adalah lingkaran setan terorisme yang diikuti penindakan dengan kekerasan terus ada. Karena terus menyisakan residu kebencian, mereka memiliki energi terus-menerus untuk membalas dendam. Anak-anak muda ini seolah ingin menunjukkan eksistensi mereka,” ujar Noor Huda.

Oleh karena itu, negara seharusnya mengubah cara untuk menangani terorisme. Selama ini penanganannya hanya sebatas siapa melakukan apa. Bagaimana dan mengapa hal itu terjadi tidak pernah tersentuh. (UTI/NWO)

Baca juga:
Topik "Teroris Solo"

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

    Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

    Nasional
    Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

    Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

    Nasional
    Ahmed Zaki Daftarkan Diri ke PKB untuk Pilkada DKI, Fokus Tingkatkan Popularitas

    Ahmed Zaki Daftarkan Diri ke PKB untuk Pilkada DKI, Fokus Tingkatkan Popularitas

    Nasional
    Sengketa Pileg, Golkar Minta Pemungutan Suara Ulang di 36 TPS Sulbar

    Sengketa Pileg, Golkar Minta Pemungutan Suara Ulang di 36 TPS Sulbar

    Nasional
    Mendagri Sebut Biaya Pilkada Capai Rp 27 Triliun untuk KPU dan Bawaslu Daerah

    Mendagri Sebut Biaya Pilkada Capai Rp 27 Triliun untuk KPU dan Bawaslu Daerah

    Nasional
    Airin Ingin Bentuk Koalisi Besar untuk Mengusungnya di Pilkada Banten

    Airin Ingin Bentuk Koalisi Besar untuk Mengusungnya di Pilkada Banten

    Nasional
    Sebut Warga Ingin Anies Balik ke Jakarta, Nasdem: Kinerjanya Terasa

    Sebut Warga Ingin Anies Balik ke Jakarta, Nasdem: Kinerjanya Terasa

    Nasional
    Caleg PSI Gugat Teman Satu Partai ke MK, Saldi Isra: Berdamai Saja Lah

    Caleg PSI Gugat Teman Satu Partai ke MK, Saldi Isra: Berdamai Saja Lah

    Nasional
    Irigasi Rentang Targetkan Peningkatan Indeks Pertanaman hingga 280 Persen

    Irigasi Rentang Targetkan Peningkatan Indeks Pertanaman hingga 280 Persen

    Nasional
    Kuasa Hukum Caleg Jawab 'Siap' Terus, Hakim MK: Kayak Latihan Tentara, Santai Saja...

    Kuasa Hukum Caleg Jawab "Siap" Terus, Hakim MK: Kayak Latihan Tentara, Santai Saja...

    Nasional
    Heboh Brigadir RAT Jadi Pengawal Bos Tambang, Anggota DPR: Tak Mungkin Atasan Tidak Tahu, Kecuali...

    Heboh Brigadir RAT Jadi Pengawal Bos Tambang, Anggota DPR: Tak Mungkin Atasan Tidak Tahu, Kecuali...

    Nasional
    Geledah Setjen DPR dan Rumah Tersangka, KPK Amankan Dokumen Proyek hingga Data Transfer

    Geledah Setjen DPR dan Rumah Tersangka, KPK Amankan Dokumen Proyek hingga Data Transfer

    Nasional
    Ditegur MK Tak Serius Ikuti Sidang, KPU Mengaku Punya Banyak Agenda

    Ditegur MK Tak Serius Ikuti Sidang, KPU Mengaku Punya Banyak Agenda

    Nasional
    Korlantas Sebut Pelat Khusus “ZZ” Terhindar Ganjil-Genap Jika Dikawal

    Korlantas Sebut Pelat Khusus “ZZ” Terhindar Ganjil-Genap Jika Dikawal

    Nasional
    Polri Bentuk 10 Satgas Pengamanan untuk World Water Forum Ke-10 di Bali

    Polri Bentuk 10 Satgas Pengamanan untuk World Water Forum Ke-10 di Bali

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com