Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengukuhan Ical yang Ternoda...

Kompas.com - 30/06/2012, 06:27 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Penetapan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie atau akrab disapa Ical sebagai calon presiden di Pemilu 2014 ternoda. Dua kader Golkar terseret dalam kasus dugaan korupsi, tepat di saat Ical dikukuhkan sebagai capres.

Pengukuhan itu dilakukan dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) III di Hotel Aston, Bogor, Jumat (29/6/2012) malam. Di Jakarta, pada saat yang bersamaan, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memeriksa Ketua Fraksi Partai Golkar di Parlemen, Setya Novanto.

Setya diperiksa sebagai saksi terkait kasus dugaan korupsi dalam pembahasan perubahan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Dana Pengikatan tahun jamak pembangunan venue Pekan Olahraga Nasional (PON).

Tak hanya itu. KPK juga mengumumkan penetapan tersangka politisi Golkar, Zulkarnaen Djabar. Kasus yang menyeret anggota Badan Anggaran DPR itu tak biasa. Dia diduga korupsi dalam proyek pengadaan kitab suci Al Quran di Kementerian Agama. Dugaan lain, ia juga terlibat dugaan korupsi dalam proyek pengadaan laboratorium komputer madrasah tsanawiyah di Ditjen Pendidikan Islam Kemenag 2011.

Kondisi tersebut tentu bertolak belakang dengan pernyataan Ical ketika membuka Rapimnas. Dalam pidatonya di hadapan ratusan petinggi dan kader Golkar, Ical menyinggung derasnya sorotan negatif publik terhadap parpol. Seperti diketahui, publik geram atas berbagai kasus-kasus korupsi yang melibatkan politisi.

"Alhamdulillah, Partai Golkar tidak termasuk yang banyak disorot," kata Ical, yang lantas disambut tepuk tangan kader-kader Golkar.

Bahkan, Ical menyebut kader Golkar boleh berbangga diri dengan berbagai hasil jajak pendapat yang menempatkan Golkar di urutan teratas. Dia mengutip survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) dengan hasil elektabilitas Golkar sebesar 20,9 persen dan Soegeng Sarjadi Syndicate dengan angka 23 persen.

Beberapa petinggi Golkar mengaku, pihaknya terpukul dengan penetapan tersangka Zulkarnaen. Pasalnya, kasus dugaan korupsi itu menyangkut kitab suci.

Ketika dikonfirmasi perihal penetapan tersangka Zulkarnaen, Ical dan beberapa petinggi partai lain, seperti Idrus Marham, Hajriyanto Y Thohari, dan Priyo Budi Santoso, mengaku tak berprasangka buruk atas langkah KPK di saat hajatan besar partainya.

"Saya yakin, KPK ketika menetapkan tersangka sudah ada sebabnya. Namun demikian, tersangka belum tentu bersalah," kata Ical.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com