Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Politisi Jadi Benalu

Kompas.com - 22/06/2012, 08:43 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Alih-alih membentengi negara dalam upaya mewujudkan tujuan untuk mencapai kesejahteraan rakyat, banyak politisi justru menjadi benalu. Kasus korupsi politisi dan penguasa yang meluas nyata-nyata telah menggerogoti negara.

”Saat ini banyak politisi justru menjadi benalu negara, bukan menjadi benteng negara dalam upaya mewujudkan kesejahteraan rakyat,” ujar Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD seusai menonton film "Soegija" bersama sejumlah politisi, peneliti, dan pejabat pemerintah, di Jakarta, Kamis (21/6/2012).

Dalam kondisi di mana politisi menjadi benalu negara, rakyat yang dirampas rasa keadilannya harus terus mengingatkan dengan segenap upaya dan perjuangan. Mahfud mengemukakan, perjuangan pendiri bangsa bersama rakyat menuntut keadilan dari penjajah Belanda dan Jepang masih relevan saat ini.

”Musuh kita saat ini bukan pasukan penjajah, tank dan persenjataannya. Musuh kita saat ini ada di dekat-dekat kita, yaitu ketidakadilan yang dilakukan oleh kita sendiri,” ujarnya.

Sekretaris Jenderal Transparency International Indonesia Teten Masduki menimpali, praktik politik politisi dan penguasa saat ini sulit dimengerti. Dengan kasus korupsi yang meluas dan kekecewaan terhadap perilaku politisi saat ini, Teten bertanya- tanya tentang kepentingan siapa yang saat ini dibela politisi, baik di Senayan maupun yang menjadi penguasa.

Wujudkan keadilan

Pendiri dan CEO PolMark Indonesia Eep Saefulloh Fatah mengemukakan, perwujudan keadilan dalam bentuk kesejahteraan rakyat adalah tanda mewujudnya keindonesiaan yang dicita-citakan. ”Menjadi Indonesia tidak ditandai dengan segala hal berbau atribut atau upacara. Menjadi Indonesia ditandai salah satunya oleh komitmen menegakkan keadilan,” ujarnya.

Untuk politisi dan penguasa, ungkapan penegakan keadilan itu seharusnya terwujud dalam upayanya mendahulukan kepentingan rakyat banyak daripada kepentingan pribadi.

Terkait kritik tersebut, Ganjar Pranowo, anggota DPR dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, yang juga hadir mengaku paling tersudut. ”Terkritik habis mendengar kata-kata Soegija agar politisi jangan jadi benalu. Tusukannya paling dalam kena saya,” ujar Ganjar.

Sutradara film "Soegija", Garin Nugroho, yang hadir dalam bincang-bincang itu mengemukakan, film ini sengaja digarap verbal untuk menyampaikan pesan secara langsung. Garin merindukan hadirnya film tentang tokoh- tokoh lain dengan berbagai latar belakang.

”Dengan medium kecil itu (film), saatnya politisi kita yang angkuh belajar. Kita punya sejarah panjang yang mulia tentang bagaimana berpolitik lewat teladan pemimpin-pemimpin di masa lalu,” ujar Garin.

Acara bincang-bincang dipandu cendekiawan Moeslim Abdurrahman yang mengkritik realitas politik saat ini dengan gaya jenaka. Pemimpin Umum Harian Kompas Jakob Oetama turut menonton film ini dan membuka acara bincang-bincang yang digelar setelah acara nonton bareng (INU).

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengusaha Hendry Lie Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

Pengusaha Hendry Lie Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

Nasional
Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

Nasional
Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Nasional
Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Nasional
Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Nasional
Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show 'Pick Me Trip in Bali'

Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show "Pick Me Trip in Bali"

Nasional
Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Nasional
Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Nasional
Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Nasional
Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Nasional
Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Nasional
Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Nasional
Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Nasional
Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com