Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPK Sempat Gagal Ringkus Neneng di Bandara

Kompas.com - 13/06/2012, 23:47 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi nyaris gagal menangkap Neneng Sri Wahyuni setelah kehilangan jejak Neneng di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tangerang, Banten, Rabu (13/6/2012). Sebelum akhirnya tertangkap di kediamannya di kawasan Pejaten, Jakarta Selatan, Neneng sempat mendarat di Bandara Soetta dari Batam, Riau.

Wakil Ketua KPK, Busyro Muqoddas, menuturkan bahwa Neneng terbang ke Tangerang dengan menggunakan armada Citilink. Menurut Busyro, penyidik KPK gagal menangkap Neneng di Bandara Seokarno Hatta lantaran informasi soal pesawat yang ditumpangi Neneng tidak sesuai. Padahal, menurut Busyro, tim penyidik KPK sudah menunggu di Cengkareng.

"Ada informasi yang bersangkutan naik Garuda Indonesia tiba jam 9 pagi. Ternyata yang bersangkutan naik Citilink, jamnya agak berbeda sedikit, tim meleset," ungkap Busyro di Jakarta, Rabu (13/6/2012).

Setelah gagal meringkus di bandara, KPK langsung menyiagakan tim di tempat-tempat yang dicurigai menjadi lokasi singgah Neneng. Salah satunya di kediaman Neneng di kawasan Pejaten.

Busyro menjelaskan, di samping menyiagakan tim di beberapa tempat, penyidik KPK tetap memantau pergerakan Neneng. Tim penyidik, katanya, memperoleh informasi bahwa Neneng menuju suatu tempat di Kemang. "Neneng dengan seorang wanita singgah di kawasan Kemang," katanya.

Menurut Busyro, istri Muhammad Nazaruddin itu singgah di Kemang untuk makan siang. Selanjutnya, Neneng naik taksi menuju rumahnya di Pejaten. "Begitu Neneng masuk, taksi keluar, ditanya penyidik siapakah yang diangkut, kemudian diperoleh jawaban dua perempuan yang terindikasi sebagai Neneng," ungkap Busyro. Saat itulah penyidik KPK masuk ke rumah Neneng di Pejaten, kemudian melakukan penangkapan seusai yang bersangkutan shalat.

Wakil Ketua KPK, Bambang Widjojanto, mengatakan, Neneng tidak melakukan perlawanan saat diringkus. "Penangkapan dilakukan dengan cepat dan tidak ada perlawanan karena di dalam rumah ada dua orang, tiga orang sama pembantunya," kata Bambang.

Bersamaan dengan penangkapan Neneng, KPK mengamankan seorang wanita dan dua orang pria yang diduga membantu pelarian Neneng. Wanita itu mendampingi Neneng dari Malaysia hingga ke Pejaten.

Adapun dua pria yang diduga warga negara Malaysia hanya mengantar Neneng hingga Bandara Soekarno-Hatta. Kedua pria warga negara Malaysia itu bernama R Azmi Bin Muhamad Yusof dan Mohamad Hasan Bin Khusi. Azmi diduga merupakan penasehat dari satu pemerintahan kerajaan di Malaysia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

    Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

    Nasional
    Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

    Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

    Nasional
    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

    Nasional
    Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

    Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

    Nasional
    7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

    7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

    Nasional
    Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

    Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

    Nasional
    Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

    Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

    Nasional
    Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

    Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

    Nasional
    BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

    BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

    Nasional
    Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

    Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

    Nasional
    Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

    Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

    Nasional
    Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

    Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

    Nasional
    Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

    Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

    Nasional
    Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

    Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

    Nasional
    Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

    Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com