Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Psikolog: Kondisi Emosional Keluarga Masih Wajar

Kompas.com - 22/05/2012, 18:43 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Musibah jatuhnya pesawat Rusia, Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat, Rabu (7/5/2012) lalu masih menyisakan duka mendalam bagi pihak keluarga yang ditinggalkan. Hari ini, merupakan hari ke-13 pascamusibah yang merenggut 45 korban jiwa tersebut.

Beragam kondisi kejiwaan keluarga pun dirasakan pihak keluarga, ada yang masih larut dalam kesedihan, namun ada juga yang tampak tegar. Tri Iswardani, Wakil Ketua Bidang Pelayanan Masyarakat, Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi) menceritakan kepada Kompas.com seluruh kisah anggotanya dalam mendampingi keluarga korban untuk bisa keluar dari perasaan duka mendalam.

"Semua alhamdullilah masih dalam kendali, reaksi-reaksi emosional keluarga masih dalam kewajaran," ujarnya usai mendampingi keluarga korban di Rumah Sakit Polri, Bhayangkara, Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa (22/5/2012).

Selama pendampingan, ia bertugas memantau kondisi mental keluarga saat melihat kondisi jenazah anggota keluarganya untuk yang terakhir kali. Bahkan, di antara pihak keluarga, ada yang meminta pendampingan lanjutan. "Meskipun kebanyakan sudah bisa antisipasi sendiri sih," lanjutnya.

Meski diketahui dalam kondisi emosional yang stabil, Iswardani melanjutkan, selama 12 psikolog mendampingi keluarga, pihaknya juga mendapati beberapa reaksi buruk dari pihak keluarga, namun hal tersebut bisa diatasi. "Apapun emosi yang ada di dalam dirinya harus dilepaskan, entah lewat bicara, kalau nggak bisa bicara, ya nulis, ada yang nulis di Blackberry-nya supaya lepas saja," lanjutnya.

Untuk pendampingan lanjutan, Himpsi melakukan koordinasi dengan seluruh anggotanya untuk melakukan sejumlah langkah, yaitu pendekatan kognitif serta pendekatan emosional. Untuk masalah bentuk pendampingan, ia mengatakan mengikuti asas fleksibilitas, entah bertemu langsung maupun lewat sambungan telepon.

"kalau dia shock, kita kembalikan ke kehidupan sehari-harinya," lanjutnya.

Berdasarkan pengalamannya di dunia psikolog, ia mengatakan tidak memiliki waktu pasti perkembangan mental keluarga yang habis ditimpa bencana, hingga mampu melanjutkan kehidupan sehari-harinya. "Sangat bervariasi, ada yang singkat dan ada yang sangat panjang, juga berdasarkan pengalaman," ujarnya.

Menjelang sore, keluarga yang telah mendatangi Rumah Sakit Polri sejak pukul 07.30 WIB pagi tadi sudah mulai tampak sepi. Iswardani serta teman-teman psikolognya pun juga beranjak pulang. "Puas saya bisa memberikan pertolongan bagi yang membutuhkan," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

    Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

    Nasional
    Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

    Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

    Nasional
    Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

    Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

    Nasional
    Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

    Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

    Nasional
    PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

    PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

    Nasional
    PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

    PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

    Nasional
    Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

    Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

    Nasional
    Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

    Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

    Nasional
    Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

    Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

    Nasional
    Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

    Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

    Nasional
    Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

    Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

    Nasional
    Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

    Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

    Nasional
    Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

    Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

    Nasional
    Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

    Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

    Nasional
    May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

    May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com