Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taufiq Kiemas: Sedih kalau Istri Saya Kalah Empat Kali...

Kompas.com - 26/04/2012, 14:53 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Politisi senior PDI Perjuangan (PDI-P), Taufiq Kiemas, berharap semua pihak yang mendorong istrinya, Megawati Soekarno Putri, untuk kembali maju sebagai calon presiden dalam Pemilu 2014 juga memperhatikan perasaan keluarganya setelah tiga kali kalah dalam pertarungan pemilihan presiden (pilpres).

"Orang kadang-kadang lupa, yang istrinya kalah tiga kali kan Pak Taufiq. Orang enggak merasakan bagaimana jadi suami yang istrinya kalah tiga kali. Orang enggak pernah merasakan, Mbak Puan (Puan Maharani), ibunya kalah tiga kali," kata Taufiq, ditemui di ruang kerjanya di Gedung Kompleks DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (26/4/2012).

Taufiq dimintai tanggapan masih banyaknya desakan, salah satunya dari para pengurus DPP PDI-P, agar Megawati yang menjabat Ketua Umum PDI-P untuk maju sebagai calon presiden (capres) 2014 mendatang. Taufiq mengaku sedih istrinya kalah hingga tiga kali dalam Pilpres 1999, 2004, dan 2009.

Taufiq menyindir para politisi yang mendorong Megawati untuk maju sebagai capres. Menurut dia, mereka tetap senang lantaran terpilih sebagai anggota DPR.

"Saya kadang-kadang sedih. Nanti istri saya kalah empat kali, sedih juga. Yang suruh senang-seneng saja, sudah jadi anggota DPR," kata Taufiq.

Ia juga mengkritik kinerja pengurus DPP PDI-P yang tak mampu meningkatkan elektabilitas Megawati.

"Kalah sama Pak Prabowo, kalah sama Pak Ical. Menurut saya aneh juga. Sudah oposisi, sendirian," kata Ketua MPR itu.

Untuk itu, Taufiq berharap istrinya tak maju kembali sebagai capres dan memberi peluang bagi tokoh muda.

"Ini, tiga kali terperosok, masih mau keempat kali. Kan gawat juga," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain di Pilgub Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain di Pilgub Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com