JAKARTA, KOMPAS.com — Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Michael Tene mengatakan, Kementerian Luar Negeri RI mengetahui bahwa Kedutaan Besar Perancis menerima surat tak beridentitas bertuliskan "Antrax" dari pemberitaan media massa.
Tidak ada informasi langsung mengenai hal tersebut dari Kedubes Perancis. "Dari informasi media, tampaknya hal ini sudah ditangani oleh Polri," kata Michael Tene singkat kepada Kompas.com, Selasa (24/4/2012).
Sebelumnya, Kepala Badan Intelijen Negara Letjen TNI Marciano Norman memastikan bahwa surat tak beridentitas tersebut adalah palsu. Surat tersebut hanya berupa ancaman.
"Sudah dipastikan itu bukan virus antraks. Itu hanya tulisan saja," kata Marciano secara singkat kepada para wartawan di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (24/4/2012).
Sementara itu, secara terpisah, Kepala Polri Jenderal (Pol) Timur Pradopo mengatakan, soal surat tak beridentitas tersebut telah ditangani Polda Metro Jaya. "Polisi akan menyelidikinya," kata Kapolri singkat.
Hal ini dibenarkan oleh Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto. Menurutnya, surat yang berisi serbuk yang diduga antraks itu dikirim melalui pos.
Saat ini serbuk beserta surat itu sudah dibawa ke laboratorium di Bogor, Jawa Barat, untuk dilakukan penelitian lebih lanjut. "Sementara penerima surat sudah disterilisasi, dibawa ke Rumah Sakit Sulianti Saroso," ujarnya.
Dua pegawai kedutaan yang dibawa ke sana yakni Fabien dan Ghilien. "Dua-duanya orang Perancis," ucapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.