Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UU Pemilu Baru, Jangan Berpikir Demokrat Pasti Menang

Kompas.com - 13/04/2012, 12:48 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Rakyat dinilai tidak akan terjebak dengan Undang-Undang Pemilu yang dibuat oleh partai politik penguasa. Pasalnya, pengalaman tiga pemilu pascareformasi telah membuktikan rakyat dapat menilai kualitas parpol memperjuangkan rakyat.

Mantan Anggota Komisi Pemilihan Umum Chusnul Mar'iyah mengatakan, UU Pemilu yang dipakai untuk Pemilu 1999 mayoritas dibuat oleh Partai Golkar lantaran ketika itu jumlah anggota Fraksi Golkar di parlemen mayoritas.

Namun, pemenang Pemilu 1999 adalah PDI Perjuangan. Ketika UU Pemilu tahun 2004 yang mayoritas dibuat oleh PDIP, kata dia, pemenang pemilu malah Partai Golkar. Selanjutnya, ketika UU Pemilu untuk Pemilu 2009 yang mayoritas dibuat oleh Partai Golkar, pemenang pemilu adalah Partai Demokrat.

"Sekarang Demokrat. Jangan berpikir Pemilu 2014 pasti para elit itu yang menang. Rakyat Indonesia sangat cerdas dalam menentukan siapa yang dipilihnya," kata Chusnul saat diskusi di Gedung Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (13/4/2012).

Seperti diketahui, UU Pemilu telah disahkan Dewan kemarin. Penyelesaian isu krusial yang tidak ada titik temu, seperti penghitungan suara menjadi kursi, harus diselesaikan dengan mekanisme voting. Lantaran suara terbanyak, usulan parpol koalisi menang.

Isu krusial yang paling disorot dalam UU Pemilu yang baru yakni kembali dipakainya sistem pemilu proporsional terbuka. Sistem itu dinilai akan kembali mengakibatkan pemilu mahal. Calon legislatif bakal mengeluarkan dana sebesar-besarnya agar mendapat suara terbanyak.

"Walaupun dikasih uang 500 ribu jangan dipilih. Rakyat tidak boleh dibeli," kata Chusnul.

Dalam kesempatan yang sama, budayawan Arswendo Atmowiloto berpendapat, UU Pemilu dibuat hanya untuk kepentingan parpol, bukan untuk rakyat. "Kecuali diatur tidak buka video porno, kalau sidang harus hadir, enggak korupsi. Kalau begitu saya tertarik mengikuti (pembahasan)," kata Arswendo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Pakar Pertanyakan KPK yang Belum Tahan Bupati Mimika Meski Kasasi Sudah Diputus

    Pakar Pertanyakan KPK yang Belum Tahan Bupati Mimika Meski Kasasi Sudah Diputus

    Nasional
    5 Catatan PDI-P terhadap RUU Kementerian, Harus Perhatikan Efektivitas dan Efisiensi

    5 Catatan PDI-P terhadap RUU Kementerian, Harus Perhatikan Efektivitas dan Efisiensi

    Nasional
    Analis: TNI AL Butuh Kapal Selam Interim karena Tingkat Kesiapan Tempur Tak Dapat Diandalkan

    Analis: TNI AL Butuh Kapal Selam Interim karena Tingkat Kesiapan Tempur Tak Dapat Diandalkan

    Nasional
    Mulai Rangkaian Rakernas dengan Nyalakan Api dari Mrapen, PDI-P: Semoga Kegelapan Demokrasi Bisa Teratasi

    Mulai Rangkaian Rakernas dengan Nyalakan Api dari Mrapen, PDI-P: Semoga Kegelapan Demokrasi Bisa Teratasi

    Nasional
    Pertamina Patra Niaga Jamin Ketersediaan Avtur untuk Penerbangan Haji 2024

    Pertamina Patra Niaga Jamin Ketersediaan Avtur untuk Penerbangan Haji 2024

    Nasional
    BNPT Paparkan 6 Tantangan Penanganan Terorisme untuk Pemerintahan Prabowo-Gibran

    BNPT Paparkan 6 Tantangan Penanganan Terorisme untuk Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Nasional
    Komisi X DPR Sepakat Bentuk Panja Pembiayaan Pendidikan Buntut Kenaikan UKT

    Komisi X DPR Sepakat Bentuk Panja Pembiayaan Pendidikan Buntut Kenaikan UKT

    Nasional
    Pimpinan Baru LPSK Janji Tingkatkan Kualitas Perlindungan Saksi dan Korban Tindak Pidana

    Pimpinan Baru LPSK Janji Tingkatkan Kualitas Perlindungan Saksi dan Korban Tindak Pidana

    Nasional
    Soroti RUU MK yang Dibahas Diam-diam, PDI-P: Inilah Sisi Gelap Kekuasaan

    Soroti RUU MK yang Dibahas Diam-diam, PDI-P: Inilah Sisi Gelap Kekuasaan

    Nasional
    Jemaah Haji Asal Makassar yang Sempat Gagal Terbang Karena Mesin Pesawat Garuda Terbakar Sudah Tiba di Madinah

    Jemaah Haji Asal Makassar yang Sempat Gagal Terbang Karena Mesin Pesawat Garuda Terbakar Sudah Tiba di Madinah

    Nasional
    DPR dan Pemerintah Didesak Libatkan Masyarakat Bahas RUU Penyiaran

    DPR dan Pemerintah Didesak Libatkan Masyarakat Bahas RUU Penyiaran

    Nasional
    Optimalkan Penanganan Bencana, Mensos Risma Uji Coba Jaringan RAPI

    Optimalkan Penanganan Bencana, Mensos Risma Uji Coba Jaringan RAPI

    Nasional
    Komplit 5 Unit, Pesawat Super Hercules Terakhir Pesanan Indonesia Tiba di Halim

    Komplit 5 Unit, Pesawat Super Hercules Terakhir Pesanan Indonesia Tiba di Halim

    Nasional
    TNI Gelar Simulasi Penerapan Hukum dalam Operasi Militer Selain Perang

    TNI Gelar Simulasi Penerapan Hukum dalam Operasi Militer Selain Perang

    Nasional
    Jokowi Ingin Bansos Beras Lanjut hingga Desember, PDI-P: Cawe-cawe untuk Pilkada

    Jokowi Ingin Bansos Beras Lanjut hingga Desember, PDI-P: Cawe-cawe untuk Pilkada

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com