Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengunduran Diri Ajib Ditolak karena Dicurigai Menyimpang

Kompas.com - 13/03/2012, 21:06 WIB
Maria Natalia

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ajib Hamdani, pegawai negeri sipil dari Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Kelapa Gading telah mengajukan pengunduran dirinya dari Direktorat Jenderal Pajak, yang berada di bawah Kementerian Keuangan sejak 18 Agustus 2009. Namun, pengajuannya hingga saat ini belum disetujui. Menurut Direktur Jenderal Pajak, Fuad Rahmany penolakan permohonan lulusan STAN ini karena pihak Ditjen Pajak mengendus adanya indikasi penyimpangan yang dilakukan Ajib.

"Enggak diterima pengunduran diri dia karena ada indikasi ada suatu penyimpangan. Indikasi ya, ini harus dibuktikan karena itu tidak dikasih keluar. Nah kemudian bahkan dilaporkan oleh Inspektorat Jenderal Pajak ke Bareskrim dan sekarang ditindaklanjuti," ujar Fuad di Jakarta, Selasa (13/3/2012).

Ditanya mengenai permintaan data perusahaan data wajib pajak Ajib dari Bareskrim Polri pada Kementerian Keuangan, ia menyatakan saat ini sedang berproses. Ia menampik, bahwa Kementerian Keuangan dan Ditjen Pajak sengaja memperlambat pemberian izin untuk data perusahaan wajib pajak tersebut.

"Itu kan baru saja mintanya, dan kita minta izin ke Menkeu, tapi ada administrasinya. Tapi enggak berbulan-bulan, paling minggu depan keluar izinnya. Kita senang kok kalau ada kejaksaan atau polisi yang mau menindaklanjuti. Sabar saja," kata Fuad.

Seperti yang diketahui, Ajib adalah seorang pegawai pajak yang dicurigai menyalahgunakan wewenangnya dalam penilai individual perusahaan wajib pajak yaitu PT SKJ dan PT KGS. Ia diduga menimbulkan kerugian negara sebesar Rp 6,3 miliar.

Polisi telah melayangkan surat perizinan pada Kementerian Keuangan pada 8 Februari 2012 lalu untuk mendapatkan data wajib pajak Ajip. Ini sesuai dengan UU No 16 Tahun 2009 Pasal 34, untuk membuka data-data perpajakan dalam penyidikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

    Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

    Nasional
    Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

    Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

    Nasional
    Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

    Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

    Nasional
    Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

    Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

    Nasional
    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

    Nasional
    Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

    Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

    Nasional
    7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

    7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

    Nasional
    Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

    Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

    Nasional
    Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

    Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

    Nasional
    Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

    Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

    Nasional
    BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

    BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

    Nasional
    Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

    Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

    Nasional
    Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

    Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

    Nasional
    Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

    Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com