Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Semanggi: Jangan Tersesat Popularitas Prabowo

Kompas.com - 23/02/2012, 22:47 WIB
Ilham Khoiri

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Beberapa keluarga korban kerusuhan Semanggi di Jakarta tahun 1998 mengajak masyarakat berpikir lebih jernih dan tidak melupakan sejarah gelap Prabowo Subianto dalam peristiwa yang menewaskan sejumlah mahasiswa itu.

Menjaga ingatan itu perlu agar tak tersesat oleh popularitas tinggi Prabowo sebagai calon presiden pada Pemilu 2014.

Imbauan itu diungkapkan Asih Widodo dan Maria Sumarsih, di Jakarta, Kamis (23/2/2012). Keduanya punya anak yang tewas saat peristiwa sebelum Reformasi 1998 itu. Widodo kehilangan putranya, Sigit Prasetyo. Sementara Sumarsih juga kehilangan anaknya, Wawan.

Komentar itu mengemuka terkait hasil survei "Mencari Calon Presiden 2014" oleh Lembaga Survei Indonesia (LSI). Jajak pendapat itu menunjukkan, Prabowo Subianto, Ketua Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), punya peluang besar untuk memenangi Pemilu Presiden 2014.

Prabowo terpilih dengan mengalahkan sejumlah tokoh yang telah melakukan sosialisasi dan diusung partainya, seperti Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie, dan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Hatta Rajasa.

Widodo dan Sumarsih berharap masyarakat tetap mengingat sejarah kelam yang dilakukan sosok yang sekarang populer sebagai calon presiden itu. Semoga hasil survei itu tidak akan menggiring dan menyesatkan opini publik.

"Kalau Prabowo jadi Presiden Indonesia, negara kita mau dibawa ke mana? Ganteng, pintar, dan kaya tak menjamin dia bisa memimpin negeri ini," kata Sumiarsih lantang.

Asih Widodo juga khawatir jika Prabowo terpilih, jejak rekam pelanggaran hak asasi manusia (HAM) pada tahun 1998 bakal terulang lagi. "Nanti bisa saja terulang penculikan aktivis, pembunuhan, atau pelanggaran HAM," katanya dengan suara bergetar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPU Tak Bawa Bukti Noken pada Sidang Sengketa Pileg, MK: Masak Tidak Bisa?

KPU Tak Bawa Bukti Noken pada Sidang Sengketa Pileg, MK: Masak Tidak Bisa?

Nasional
PDI-P Mundur Jadi Pihak Terkait Perkara Pileg yang Diajukan PPP di Sumatera Barat

PDI-P Mundur Jadi Pihak Terkait Perkara Pileg yang Diajukan PPP di Sumatera Barat

Nasional
Distribusikan Bantuan Korban Longsor di Luwu Sulsel, TNI AU Kerahkan Helikopter Caracal dan Kopasgat

Distribusikan Bantuan Korban Longsor di Luwu Sulsel, TNI AU Kerahkan Helikopter Caracal dan Kopasgat

Nasional
Hakim MK Cecar Bawaslu Terkait Kemiripan Tanda Tangan Pemilih

Hakim MK Cecar Bawaslu Terkait Kemiripan Tanda Tangan Pemilih

Nasional
Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Nasional
MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

Nasional
Paradoks Sejarah Bengkulu

Paradoks Sejarah Bengkulu

Nasional
Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Nasional
Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Nasional
Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Nasional
Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Nasional
Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Nasional
Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih berkat Doa PKS Sahabat Kami

Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih berkat Doa PKS Sahabat Kami

Nasional
Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Nasional
Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com