Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei LSI: Demokrat Turun Tahta ke Posisi 3

Kompas.com - 05/02/2012, 14:23 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Hasil survei terbaru Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menyebutkan, dukungan masyarakat terhadap Partai Demokrat semakin turun sejak mencuatnya kasus dugaan suap wisma atlet SEA Games yang menyeret sejumlah nama kader partai biru itu. Untuk pertama kalinya sejak 2009, partai pemenang Pemilu itu dikalahkan Partai Golkar dan PDI-Perjuangan dalam survei nasional.

Pada Juni 2011, Demokrat berada di posisi ke-2 setelah Partai Golkar sedangkan Februari 2012, partai biru itu merosot ke posisi ketiga, setelah Golkar dan PDI-P. "Pada Februari 2012, dukungan Partai Demokrat kini hanya 13,7 persen, dibawah PDI- Perjuangan (14,2 persen), dan Golkar (18,9 persen)," kata peneliti LSI, Barkah Pattimahu di Jakarta, Minggu (5/2/2012).

Survei LSI ini dilakukan 21 Januari 2011 hingga 2 Februari 2012 dengan melibatkan 1.200 responden dari 33 provinsi di Indonesia. Metode yang digunakan adalah multi stage random sampling yang dilengkapi dengan focus grup discussion di 7 ibukota terbesar di provinsi dan analisa kualitatif lainnya. Adapun tujuh ibukota tersebut adalah Medan, Bandung, Jakarta, Tangerang, Surabaya, Semarang, dan Palembang.

"Margin of error plus minus 2,9 persen," kata Barkah.

Lebih jauh dia memaparkan, masyarakat yang mengetahui kasus dugaan suap wisma atlet ini semakin meluas. Pada Juni 2011 hanya 41 persen publik yang mengetahui kasus ini, namun Februari 2012 meningkat jadi 62,6 persen. Mayoritas publik, katanya, juga yakin kalau Nazaruddin tidak bergerak sendirian. Ada petinggi partai Demokrat lainnya yang terlibat kasus itu.

"Di bulan Juni 2011, sekitar 45,3 persen yang meyakini petinggi Demokrat lain berperan serta, kini 57,8 persen meyakini petinggi Demokrat terlibat," kata Barkah.

Hal lain yang menjadi faktor turunnya dukungan publik terhadap Partai Demokrat, katanya, turut merosotnya pamor Susilo Bambang Yudhoyono sebagai tokoh sentral Partai Demokrat. Kepuasan publik terhadap kinerja pemerintahan Yudhoyono menurun di bawah 50 persen.

"Pada Januari 2011, kepuasan publik terhadap SBY 56,7 persen, menurun di Januari/Februari 2012 jadi 48,3 persen," ungkap Barkah.

Dengan kondisi seperti ini, kata Barkah, sulit bagi Partai Demokrat memperbaiki diri dalam dua tahun menjelang Pemilu 2014 ini. "Yang jadi persoalan, bagaimana selesaikan kasus ini, yang terlibat, tetapkan proses hukum tetap, konsolidasi yang baik, suara akan pulih, tapi itu tentu bukan hal yang mudah karena partai lain juga akan mengejar," ucapnya.

Kasus dugaan suap wisma atlet SEA Games mencuat sejak 2011, saat Nazaruddin ditetapkan sebagai tersangka. Kemudian, Kamis (3/2/2012), KPK menetapkan Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Angelina Sondakh sebagai tersangka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com