Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komodo Menang, Emmy Hafild Klarifikasi soal Uang

Kompas.com - 12/11/2011, 20:40 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Pendukung Pemenangan Komodo (P2K), Emmy Hafild, membantah informasi yang menyebutkan soal adanya dana yang diminta yayasan New7Wonders (N7W) terkait pencalonan Komodo sebagai keajaiban dunia. Menurutnya, dana jutaan dollar Amerika yang sebelumnya ramai dibicarakan adalah dana inagurasi jika Komodo resmi terpilih.

"Siapa yang minta? Tidak ada. Dana jutaan dollar itu adalah dana inagurasi. Dan jumlahnya terserah masing-masing negara yang masuk dalam New 7 Wonders," ungkap Emmy, di Jakarta, Sabtu (12/11/2011).

Namun, Emmy enggan membeberkan lebih lanjut jumlah dana yang harus dikeluarkan pihak P2K dalam inagurasi itu. "Itu urusan kami dengan yayasan New 7 Wonders. Tidak ada kewajiban kami untuk membeberkannya," katanya.

Ia pun enggan mengomentari kabar soal licence fee yang harus dibayarkan P2K ke yayasan N7W untuk memasukkan nama Komodo dalam salah satu keajaiban dunia.

"Kalau Anda tanya ada enggak saya bayar untuk jadikan Komodo keajaiban dunia, itu mengecilkan saya. Saya berhak tidak menjawab itu karena kami tidak pakai duit negara," ucap Emmy.

Sementara itu, Duta Komodo, Jusuf Kalla, mengatakan pihaknya berterima kasih kepada pihak-pihak yang selama ini menyudutkan atau mempertanyakan kampanye Komodo. "Duit apa yang kita bicarakan ini? Ini enggak dibayar, tidak ada satu pun media yang dibayar iklannya," ucapnya.

Ia menjelaskan, pihak content provider dan juga operator seluler juga telah berbaik hati memberikan "harga spesial" khusus untuk mendukung kampanye Komodo. "Saya ambil pelajaran berharga bangsa ini mudah bersatu. Kita bicara ikhlas, tidak ada urusan pribadi," tandasnya.

Yayasan N7W mengumumkan Komodo menjadi salah satu dari tujuh keajaiban baru dunia ketegori alam berdasarkan hasil voting melalui SMS dan voting internet. Pengumpulan suara resmi ditutup pada Jumat (11/11/2011) pukul 11.11.11 GMT.

Selain Komodo, ada enam keajaiban dunia lain, yakni Amazon, Halong Bay, Iguazu Falls, Jeju Island, Puerto Princesa Underground River, dan Table Mountain. Namun, hasil ini masih bersifat sementara karena Yayasan N7W masih akan memverifikasi hasil pungutan suara dan kesiapan pelaksanaan inagurasi jika akhirnya ditetapkan sebagai salah satu keajaiban dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

    Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

    Nasional
    Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

    Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

    Nasional
    Setelah Mahasiswa, DPR Buka Pintu untuk Perguruan Tinggi yang Ingin Adukan Persoalan UKT

    Setelah Mahasiswa, DPR Buka Pintu untuk Perguruan Tinggi yang Ingin Adukan Persoalan UKT

    Nasional
    Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Pengamat: Hubungan Sudah “Game Over”

    Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Pengamat: Hubungan Sudah “Game Over”

    Nasional
    Jokowi Tak Diundang Rakernas PDI-P, Pengamat: Sulit Disatukan Kembali

    Jokowi Tak Diundang Rakernas PDI-P, Pengamat: Sulit Disatukan Kembali

    Nasional
    UKT Mahal, Komisi X Minta Dana Pendidikan Juga Dialokasikan untuk Ringankan Beban Mahasiswa

    UKT Mahal, Komisi X Minta Dana Pendidikan Juga Dialokasikan untuk Ringankan Beban Mahasiswa

    Nasional
    Jokowi Ingin TNI Pakai 'Drone', Guru Besar UI Sebut Indonesia Bisa Kembangkan 'Drone AI'

    Jokowi Ingin TNI Pakai "Drone", Guru Besar UI Sebut Indonesia Bisa Kembangkan "Drone AI"

    Nasional
    Komisi X DPR RI Bakal Panggil Nadiem Makarim Imbas Kenaikan UKT

    Komisi X DPR RI Bakal Panggil Nadiem Makarim Imbas Kenaikan UKT

    Nasional
    Jawab Kebutuhan dan Tantangan Bisnis, Pertamina Luncurkan Competency Development Program

    Jawab Kebutuhan dan Tantangan Bisnis, Pertamina Luncurkan Competency Development Program

    Nasional
    Kemenag: Jemaah Haji Tanpa Visa Resmi Terancam Denda 10.000 Real hingga Dideportasi

    Kemenag: Jemaah Haji Tanpa Visa Resmi Terancam Denda 10.000 Real hingga Dideportasi

    Nasional
    Hari Ke-6 Pemberangkatan Haji, 41.189 Jemaah Asal Indonesia Tiba di Madinah

    Hari Ke-6 Pemberangkatan Haji, 41.189 Jemaah Asal Indonesia Tiba di Madinah

    Nasional
    UKT Naik Bukan Sekadar karena Status PTNBH, Pengamat: Tanggung Jawab Pemerintah Memang Minim

    UKT Naik Bukan Sekadar karena Status PTNBH, Pengamat: Tanggung Jawab Pemerintah Memang Minim

    Nasional
    Di APEC, Mendag Zulhas Ajak Jepang Perkuat Industri Mobil Listrik di Indonesia

    Di APEC, Mendag Zulhas Ajak Jepang Perkuat Industri Mobil Listrik di Indonesia

    Nasional
    Biaya UKT Naik, Pengamat Singgung Bantuan Pendidikan Tinggi Lebih Kecil dari Bansos

    Biaya UKT Naik, Pengamat Singgung Bantuan Pendidikan Tinggi Lebih Kecil dari Bansos

    Nasional
    Penuhi Kebutuhan Daging Sapi Nasional, Mendag Zulhas Dorong Kerja Sama dengan Selandia Baru

    Penuhi Kebutuhan Daging Sapi Nasional, Mendag Zulhas Dorong Kerja Sama dengan Selandia Baru

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com