Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelaku Bom Solo Bawa Minyak Wangi dan Cermin

Kompas.com - 27/09/2011, 12:55 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepolisian telah mengidentifikasi sejumlah barang yang dibawa oleh pelaku bom di GBIS Solo, Jateng, Hayat alias Pino Damayanto alias Ahmad Urip. Dalam sebuah tas berwarna hijau lumut dengan merek Eager, kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Anton Bachrul Alam, terdapat minyak wangi, cermin berwarna kuning, dan sebuah sisir.

Tak hanya membawa barang-barang untuk penampilannya, Hayat dalam tas juga membawa satu potong sarung bermotif kotak-kotak berwarna merah, kuning, hijau. Selain itu, juga ada sebuah dompet dengan pembungkus berwarna merah hati.

Tas itu diletakkan di warnet Solonet yang berjarak 200 meter dari GBIS ketika ia mengganti pakaiannya di toilet warnet tersebut, Minggu (25/9/2011). "Dari tasnya juga terdapat koran Warta Jateng tertanggal 24 September, satu Al Quran kecil, sisir, kantong kecil dari kain parasit, charger ponsel, satu botol kecil miyak wangi, pemotong kuku, cermin kuning, masker, balsem. Selain itu juga pulpen dan satu buah peci warna hitam," ujar Anton di Gedung Humas Polri, Selasa (27/9/2011).

Dari jumpa pers rilis pelaku bom Solo ini juga hadir Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen (Pol) Untung Yoga Ana serta Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan Polri Brigjen (Pol) Musaddeq Ishaq. Terdapat juga tim forensik dari Solo yang mengidentifikasi jenazah Hayat di RS Polri Sukanto, Kramat Jati, Jakarta Timur.

Seperti yang diberitakan, Hayat telah sempat memantau keadaan GBIS pada Sabtu. Saksi menyatakan, Hayat dengan logat Sunda sempat menanyakan letak GBIS. Hari Minggu dalam peristiwa itu Hayat juga sempat membuka komputer untuk akses internet dua kali di salah satu bilik dengan menggunakan nama "Eko" dan "Oki".

Penjaga SD Kepatihan Kota Surakarta yang berada dekat dari gereja, Ny Budi, mengatakan, Hayat juga sempat masuk halaman sekolah itu, tetapi kemudian keluar lagi meninggalkan tempat itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

    Nasional
    Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

    Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

    Nasional
    Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

    Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

    Nasional
    Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

    Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

    Nasional
    Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

    Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

    Nasional
    Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

    Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

    Nasional
    Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

    Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

    Nasional
    Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

    Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

    Nasional
    Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

    Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

    Nasional
    Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

    Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

    Nasional
    Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

    Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

    Nasional
    Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

    Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

    Nasional
    Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

    Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

    Nasional
    PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

    PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

    Nasional
    Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

    Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com