Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dadong Sempat Tolak Tanda Tangan Kuitansi

Kompas.com - 24/09/2011, 14:24 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu tersangka kasus dugaan suap program Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah Transmigrasi (PPIDT) di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Dadong Irbarelawan sempat menolak menandatangani kuitansi penerimaan uang tunai Rp 1,5 miliar yang dijadikan alat bukti Komisi Pemberantasan Korupsi.

Hal itu terungkap di reka adegan ke 36 dalam rekonstrusi kasus tersebut yang digelar Sabtu (24/9/2011) ini, oleh tim penyidik KPK di Kantor Pembinaan Pengembangan Kawasan Transmigrasi (P2KT), Kalibata, Jakarta Selatan.

Rekontruksi yang dimulai sejak pukul 09.00 WIB tersebut, dilakukan tiga tersangka yakni Dadong Irbarelawan, I Nyoman Suisnaya, dan Dharnawati. Dalam rekontruksi itu, ketiga tersangka memeragakan beberapa adegan saat awal mula proses penyerahan uang Rp 1,5 miliar pada Kamis, 25 Agustus 2011.

Awalnya, Dharnawati masuk ke kantor P2KT dengan menumpang Toyota Avanza hitam B 1894 SKG dengan didampingi supirnya yang bernama Elyas. Dharnawati lalu langsung memasuki ruangan I Nyoman, dimana diketahui Dadong sudah berada dalam ruangan tersebut.

Pada saat ketiganya di dalam ruangan, salah satu staf Kemenakertrans bernama Syaiful, tengah mencairkan uang di Kantor BNI di kantor tersebut. Tidak lama kemudian, Syaiful bersama Elyas memasukkan kardus durian yang sudah diisi uang sebesar Rp 1,5 miliar itu ke jok tengah mobil Dharnawati.

Dhanarwati sempat keluar memasuki mobilnya, namun tak lama ia kembali masuk ke kantor Kemnakertrans. Setelah itu, Dharnawati kembali keluar untuk memeragakan, proses serah terima kuitansi uang Rp 1,5 miliar dengan kardus durian kepada Dadong di dalam mobil milik Dharnawati.

Dalam adegan tersebut, Dadong menghampiri Dhanarwati yang sudah menunggunya di dalam mobil yang di parkir di depan Kantor Ditjen P2KT. Dalam pertemuan itu, Dadong sempat menolak menandatangani kwitansi serah terima uang 1,5 miliar. "Saya tolak, tidak, tidak," kata Dadong dalam adegan tersebut.

Beberapa saat kemudian terlibat diskusi antara keduanya, tampak Dharnawati sempat menunjukkan kepada Dadong slip bukti penarikan uang. Belum dapat dipastikan apakah Dadong sempat menandatangani kuitansi tersebut. Akhirnya Dadong pun keluar dari mobil milik Dharnawati dengan membawa amplop putih yang ditengarai berisi buku tabungan dan ATM BNI milik Dharnawati.

Adapun hingga berita ini diturunkan, proses rekonstruksi tersebut masih berlangsung di dalam Kantor P2KT Kemennakertrans. Pantauan Kompas.com, beberapa kali terlihat penyidik KPK keluar kantor untuk melakukan beberapa reka adegan dalam proses kasus penyuapan tersebut.

Seperti diberitakan, ketiga tersangka yakni Dharnawati, Dadong, dan Nyoman, tertangkap tangan dua pekan lalu dengan alat bukti uang Rp 1,5 miliar yang disimpan dalam kardus durian. Uang disita dari kantor Dadong di gedung Direktorat Jenderal Pembinaan Pengembangan Kawasan Transmigrasi (P2KT) Kemenakertrans.

Ketiganya disangka melakukan percobaan penyuapan untuk Menteri Muhaimin Iskandar. Ketiganya tertangkap tangan secara terpisah. Nyoman ditangkap di kantornya, gedung P2KT, Dadong di Bandara Soekarno-Hatta Tangerang, sementara Dharnawati tertangkap di kawasan Jalan Otista, Jakarta Timur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

    Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

    Nasional
    9 Kabupaten dan 1 Kota  Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

    9 Kabupaten dan 1 Kota Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

    Nasional
    KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat 'Dirawat Sampai Sembuh'

    KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat "Dirawat Sampai Sembuh"

    Nasional
    BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

    BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

    Nasional
    BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

    BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

    Nasional
    PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

    PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

    Nasional
    KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

    KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

    Nasional
    BNPB: 4 Orang Luka-luka Akibat Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut

    BNPB: 4 Orang Luka-luka Akibat Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut

    Nasional
    Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

    Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

    Nasional
    BNPB: Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut Rusak 27 Unit Rumah, 4 di Antaranya Rusak Berat

    BNPB: Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut Rusak 27 Unit Rumah, 4 di Antaranya Rusak Berat

    Nasional
    Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

    Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

    Nasional
    Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

    Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

    Nasional
    TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

    TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com