Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Marzuki: Enggak Ngerti, Saya Bukan Pemain

Kompas.com - 13/09/2011, 18:01 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat (PD) Marzuki Alie mengatakan, PD masih menunggu proses hukum di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait dugaan aliran dana dalam Kongres PD di Bandung, Jawa Barat, pada Mei 2010.

"Ini kan persoalan KPK. Biarkan ini berjalan," kata Marzuki di Gedung DPR, Selasa (13/9/2011), saat dimintai tanggapan pernyataan Yulianis, Wakil Direktur Grup Permai milik Muhammad Nazaruddin, kepada Komite Etik KPK.

Kepada Komite Etik, Yulianis menyebut uang perusahaan yang dibawa untuk Kongres PD sebesar 3 juta dollar AS, dan 2 juta dollar AS dari sponsor. Pengakuan Yulianis itu diungkapkan Ketua Komite Etik, Abdullah Hehamahua.

"Ya buktikan aja. Partai berterima kasih kalau memang informasinya betul. Kalau informasinya salah, fitnah, enggak baiklah merusak nama partai. Ya, kita minta diluruskan," kata Marzuki.

Dikatakan Marzuki, citra PD akan semakin terpuruk jika pernyataan Yulianis itu benar. Dia menegaskan, akan ada langkah yang diambil internal PD jika pernyataan itu didukung alat bukti. "Kalau memang ada fakta itu, tentu paling tidak jangan sampai Partai Demokrat hancur," ucapnya.

Sepengetahuan Anda, ada politik uang saat Kongres? "Ya, saya kan duduk (nyalon), enggak ngerti. Saya bukan pemain," jawab Ketua DPR itu.

Seperti diberitakan, adanya politik uang untuk memenangkan Anas Urbaningrum sebagai Ketum PD sudah diungkap Nazaruddin saat pelarian di luar negeri. Namun, menurut Nazaruddin, uang yang digelontorkan mencapai Rp 50 miliar dan 7 juta dollar AS.

Menurut Nazaruddin, uang itu berasal dari APBN. Anas berkali-kali membantah tudingan itu. Dia mempersilakan Nazaruddin membuktikan hal itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

    Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

    Nasional
    Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

    Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

    Nasional
    Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

    Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

    Nasional
    Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

    Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

    Nasional
    Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

    Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

    Nasional
    Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

    Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

    Nasional
    Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

    Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

    Nasional
    Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

    Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

    Nasional
    Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

    Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

    Nasional
    PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

    PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

    Nasional
    Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

    Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

    Nasional
    Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

    Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

    Nasional
    Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

    Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

    Nasional
    Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

    Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com