Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Surya Paloh Mundur dari Golkar

Kompas.com - 07/09/2011, 14:49 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum sekaligus pendiri Ormas Nasional Demokrat (Nasdem) Surya Paloh, Rabu (7/9/2011), resmi mengundurkan diri dari Partai Golkar. Menurut Surya Paloh, peresmian pengunduran dirinya tersebut termasuk salah satu upaya untuk menjawab berbagai polemik mengenai status dirinya sebagai Ketum Nasdem yang dipertanyakan partai Golkar.

"Saya secara resmi menyatakan keluar dari Partai Golkar. Dan inilah ketetapan hati saya sebagai bagian dari kaum pergerakan sekaligus Ketua Umum Nasional Demokrat, karena tidak ada satu orang pun, kelompok mana pun, yang bisa menghambat gerakan perubahan yang saya gelorakan lewat Panji Restorasi Indonesia," ujar Surya Paloh saat melakukan konferensi pers di Kantor DPP Nasdem, Jakarta, Rabu siang.

Paloh mengaku, dirinya mengalami kebimbangan saat mengambil langkah pengunduran diri tersebut. Menurutnya, sebagai seorang yang sudah berkiprah selama 43 tahun di Partai Golkar, pengunduran dirinya tersebut merupakan titik kulminasi, dan suatu anti-klimaks, karena ide-ide yang dia usung tidak memperoleh ruang di Partai Golkar.

"Inilah yang menjadi perenungan, pandangan, serta pendirian saya sebagai salah satu orang yang sudah berkiprah dari jenjang paling bawah sampai posisi Ketua Dewan Penasehat Partai Golkar," kata Paloh.

Ia mengatakan, salah satu pertimbangan pengunduran dirinya adalah karena ia menilai Partai Golkar tidak mampu berinteraksi dengan satu keinginan yang timbul dalam masyarakat. Hal itu, kata Paloh, dapat dilihat dari angka pemilih Partai Golkar pada Pemilihan Umum, dari 24 persen pada 1999 menurun hingga 14 persen di Pemilu terakhir pada 2009.

"Ini merupakan sebuah tren penurunan. Ada apa, apa yang salah? Ada yang kurang dalam Golkar. Tentu wajar apabila ini merupakan sebuah perenungan bagi kader-kader sejati Golkar," jelas Paloh.

Lebih lanjut, ia menilai, pemikiran-pemikiran yang diutarakan berbagai pihak mengenai posisinya di Partai Golkar dan Nasdem merupakan pemikiran yang tidak benar. Menurutnya, selama ini dirinya hanya aktif dalam ormas Nasdem bukan dalam partai Nasdem yang beberapa waktu lalu baru dibentuk sebagai partai politik.

"Saya memahami etika itu. Kalau saja ormas yang dianut menjadi anggota partai tertentu, itu adalah suatu sikap yang salah dan bodoh. Tetapi, kalau itu adalah kader Golkar yang ada di organisasi masyarakat, pertanyaan selanjutnuya adalah siapa yang lebih bodoh," kata dia.

Paloh memutuskan keluar dari Golkar setelah mendirikan organisasi massa Nasdem dan membaktikan diri untuk partai yang telah digelutinya selama 43 tahun itu. Paloh bergabung Golkar sejak Pemilu 1971 ketika dia masih berusia 19 tahun. Ketika itu dia dicalonkan menjadi anggota DPRD Kotamadya Medan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan di Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan di Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com