Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rakyat Dukung Usut Korupsi Sampai Istana

Kompas.com - 20/08/2011, 08:30 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus dugaan korupsi yang melibatkan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin bila diusut tuntas diyakini bisa menyeret orang-orang dekat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan sejumlah politikus di Dewan Perwakilan Rakyat. Apalagi jika kemudian Komisi Pemberantasan Korupsi menggunakan Undang-Undang Pencucian Uang yang berprinsip mengikuti aliran uang hasil korupsi.

Koordinator Divisi Hukum dan Monitoring Peradilan Indonesian Corruption Watch Febri Diansyah melihat kemungkinan sejumlah pihak yang bisa terjerat dengan kasus Nazaruddin jika KPK benar-benar berani menggunakan UU Pencucian Uang.

"Senayan (DPR) bisa guncang, mungkin juga Istana," kata Febri. Namun keberanian KPK mengusut kasus yang melibatkan Nazaruddin hingga menjerat penguasa dan politikus DPR tetap diragukan. Terlebih jika "Istana" dan "DPR" ikut terjerat. Siapa yang akan membela KPK nantinya.

Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Endriartono Sutarto mengatakan, KPK tak perlu khawatir. Endriartono bersama sejumlah tokoh nasional seperti Todung Mulya Lubis, Faisal Basri, Erry Riyana Hardjapamekas,Ikrar Nusa Bhakti, Imam Prasodjo, Danang Widoyoko, Febri, Mas Achmad Santosa, Saldi Isra hingga Teten Masduki, Jumat (19/8) mendatangi KPK memberikan dukungan agar mereka tak takut mengusut tuntas kasus yang melibatkan Nazaruddin.

"Tadi kami sampaikan kepada pimpinan KPK untuk berani berbuat kepada siapa pun jika jelas-jelas punya bukti cukup untuk dinyatakan salah secara hukum. Yang mem-back up KPK pertama adalah hukum. Hukum yang melindunginya.

Kedua, seluruh masyarakat Indonesia yang ingin bangsa ini segera keluar dari kemiskinan," kata Endriartono. Endriartono mengatakan, KPK tak perlu takut mengusut siapa pun yang terlibat korupsi. "Pada prinsipnya kita ini negara hukum. Jadi, tidak ada seseorang pun yang punya kekebalan hukum dengan posisi apapun," katanya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

    Nasional
    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Nasional
    Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

    Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

    Nasional
    Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

    Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

    Nasional
    Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

    Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

    Nasional
    Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

    Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

    Nasional
    Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

    Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

    Nasional
    Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

    Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

    Nasional
    Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

    Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

    Nasional
    Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

    Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

    Nasional
    Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

    Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

    Nasional
    Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

    Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

    Nasional
    KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

    KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

    Nasional
    TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

    TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

    Nasional
    KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

    KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com