Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani Bisa Jadi Kuda Hitam

Kompas.com - 05/08/2011, 23:01 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Jika sebagian kalangan menilai pencalonan mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebagai presiden oleh Partai Serikat Rakyat Independen (SRI) bakal terganjal oleh skandal Bank Century, tidak demikian halnya menurut peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Hermawan Sulistyo.

Menurut Kiki, panggilan akrab Hermawan, skandal tersebut justru bisa menjadi titik balik Sri Mulyani meraih dukungan publik. Sebaliknya, kata dia, kubu Aburizal Bakrie dari Partai Golkar yang dikabarkan menjadi seteru Sri Mulyani malah bisa terganjal oleh masalah Lumpur Lapindo.

Menurut Kiki, jika Bank Mutiara, bank yang bertransformasi dari Bank Century, bisa menjadi bank yang cukup bagus dan likuid di kemudian hari, bukan tak mungkin keputusan bail out (pemberian dana talangan) terhadap Bank Century dibenarkan.

"Sri Mulyani malah bisa jadi kuda hitam, terutama bila Bank Mutiara bisa berkinerja baik. Sebab, artinya keputusan bail out itu sudah benar," kata Kiki saat menghadiri "Peringatan Delapan Tahun Tragedi Bom Marriot" di Jakarta, Jumat (5/8/2011).

Sri Mulyani, menurut Kiki, bisa jadi sosok alternatif. "Kalau dalam dua tahun dia bisa lepaskan imej Century itu, dan Bank Mutiara prestasinya bagus, itu bisa digunakan untuk counter isu. Sri Mulyani juga perlu membumi karena terlalu jauh dari realitas. Orang bilang imejnya pro asing, liberalisasi, dan segala macam. Itu isu kelas menengah, di bawah orang hanya tampilan, sosok. Mereka bisa makan atau enggak. Kalau dia belum bisa kasih kerjaan, tetapi bisa beri harapan sama rakyat suatu saat bakal bisa memberi pekerjaan, dan Sri Mulyani kalau bisa ambil celah ini, dia bisa jadi kuda hitam," tutur Kiki.

Justru Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (Ical) yang memiliki sumber daya ekonomi tak terbatas dan jaringan kuat Partai Golkar, menurut Kiki, malah bakal terhadang oleh masalah Lumpur Lapindo. "Meski Ical punya sumber daya ekonomi tak terbatas dan jaringan sangat kuat, tetapi dia punya ganjalan dalam masalah Lumpur Lapindo," kata Kiki.

Menurut Kiki, massa mengambang yang menjadi pemilih populer di Indonesia lebih dari 50 persen jumlahnya. Sementara mereka cenderung berharap pemimpin yang tegas dan berkarakter.

Pertarungan imej antarcalon presiden ini diprediksi Kiki bakal menguat selama dua tahun ke depan. Apakah berarti Century cukup bisa menjadi ganjalan Sri Mulyani, ataukah Lumpur Lapindo yang bakal menghadang Ical? Bisa dilihat pada tahun 2014 nanti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

    Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

    Nasional
    5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

    5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

    Nasional
    Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

    Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

    [POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

    Nasional
    Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

    Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

    Nasional
    Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

    Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

    Nasional
    Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

    Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

    Nasional
    Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

    Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

    Nasional
    Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

    Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

    Nasional
    Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

    Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

    Nasional
    Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

    Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

    Nasional
    Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

    Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

    Nasional
    Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

    Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

    Nasional
    PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

    PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com