JAKARTA, KOMPAS.com — Insiden Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ditinggalkan puluhan ribu kaum Nahdliyin saat mau berpidato pada Peringatan Harlah ke-85 Nahdlatul Ulama (NU) di Stadion GBK Senayan, Jakarta, Minggu (17/7/2011), bukan hanya menjelaskan kepada kita bahwa Presiden Yudhoyono sudah tidak dihormati oleh rakyatnya, melainkan juga mengungkap fakta bahwa betapa para pemimpin struktural NU (PBNU) yang sekarang ini tidak nyambung lagi dengan umat.
Hal ini diungkapkan Adhie M Massardi, Juru Bicara Presiden era Gus Dur (KH Abdurrahman Wahid) di Jakarta, Senin (18/7/2011), menanggapi soal sepinya warga NU ketika Presiden memberikan sambutan pada harlah NU kemarin.
"Kalau pimpinan PBNU memahami apa yang dirasakan kaum Nahdliyin sekarang ini, mereka pasti tidak akan mengundang orang-orang pemerintahan, apalagi Presiden Yudhoyono, karena rezim ini telah menimbulkan begitu banyak masalah krusial dan kekecewaan kepada rakyat," ujar Adhie Massardi.
Menurut Adhie, seharusnya rapat akbar NU yang semula dihadiri lebih dari 100.000 warga Nahdliyin itu digunakan untuk menampilkan tokoh-tokoh NU yang masih dekat dengan umat, seperti Gus Mus (KH Mustofa Bisri), dan menyampaikan sikap politik NU terhadap pemerintahan yang semakin meninggalkan konstitusi dan amanat rakyat. "Sayang, energi besar yang sudah dikeluarkan kaum Nahdliyin siang tadi mubazir, tidak bermanfaat buat siapa-siapa," ujar Adhie.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.