Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akhirnya, Darsem Kembali ke Keluarga

Kompas.com - 13/07/2011, 15:10 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Darsem binti Dawud Tawar, tenaga kerja wanita asal Indonesa yang terancam hukuman mati di Arab Saudi, resmi diserahkan kepada pihak keluarganya. Darsem adalah salah satu dari total 23 tenaga kerja Indonesia yang terancam hukuman mati di negara pimpinan Raja Abdullah bin Abdul Aziz al-Saud tersebut.

"Setelah diputuskan oleh Pemerintah Indonesia, Kementerian Luar Negeri telah menugaskan tim yang dipimpin oleh Direktur Timur Tengah dengan tugas menyelesaikan masalah termasuk memulangkan Ibu Darsem melalui kerjasama dan koordinasi KBRI Riyadh selama 23 Juni hingga 12 Juli," ujar Direktur Timur Tengah Kemenlu RI, Ronnie Yuliantoro saat acara penyerahan tersebut di Kemenlu, Jakarta, Rabu (13/7/2011).

Ronnie menjelaskan, pada 24 Juni 2011, Pemerintah RI telah melakukan penyerahan Diyat (uang pemaafan) sebesar Rp 4,6 miliar yang dilakukan oleh KBRI Indonesia di Arab Saudi dihadapan tiga orang majelis hakim pengadilan tinggi Riyadh. Menurutnya, setelah pembayaran Diyat tersebut, Darsem secara sah telah dibebaskan dari hukuman qissash (hukuman mati).

"Untuk itu kami memantau proses penyelesaian pembebasan berkas perkara Darsem yang diserahkan oleh Pengadilan Tinggi Riyadh kepada kantor Gubernur Riyadh yang bertugas melakukan pengkajian mengenai kasus ini, termasuk penghitungan lamanya hukuman yang telah dijalani Darsem," jelasnya.

Setelah melalui proses tersebut, pada 27 Juni 2011, otoritas Arab Saudi akhirnya memberikan kepastian masa hukuman Darsem, yang telah dijalaninya sejak Desember 2007. Ia mendapatkan pengampunan dari Raja Arab Saudi.

Setelah mendapatkan pengampunan dari Raja, kata Ronnie, Darsem secara hukum publik telah dibebaskan dan dapat pula dipulangkan ke Indonesia.

"Setelah itu, mulai 27 Juni hingga 12 Juli dilakukan proses pembebasan dan pemulangan Darsem, antara lain pemenuhan persyaratan administras mulai dari sidik jari, kelengkapan dokumen, pemesanan tiket penerbangan, dan sebagainya. Kita juga terus melakukan proses akses kekonsuleran setiap hari ditempat Darsem ditahan. Proses itu dimaksudkan untuk memastikan kondisi Darsem dan memantau dan mempercepat proses pemulangan yang bersangkutan," tuturnya.

Adapun, Darsem yang datang dengan pakaian dan kerudung serba hitam itu, tampak tenang dengan menggendong salah satu anaknya. Ibu tiga anak itu didampingi orangtuanya, Daud Tawar, dan kuasa hukumnya, Alyasa Budianto.

Dalam acara tersebut hadir pula Hidayat Nur Wahid, Anggota Komisi I DPR asal Fraksi Partai Keadilan Sejahtera. Dalam kesempatan itu, Budianto mengucapkan terima kasih ke beberapa pihak terkait atas kepulangan kliennya tersebut.

"Sebagai kuasa hukum, saya mengucapkan banyak terima kasih dengan perjuangan pemerintah mengembalikan ibu Darsem ke tanah air. Apalagi kita selalu dihantui banyak persoalan-persoalan yang sangat mencekam bagi para tenaga kerja kita di Arab Saudi. Sekali lagi saya ucapkan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Bapak Marty," kata Budianto.

Darsem, buruh migran asal Kampung Truntum RT 9 RW 4, Desa Patimban, Kecamatan Pusakanagara, Kabupaten Subang, Jawa Barat, dinyatakan terbukti bersalah membunuh majikannya pada Desember 2007. Pembunuhan terjadi karena Darsem membela diri saat akan diperkosa. Namun, pengadilan di Riyadh, Arab Saudi, menjatuhkan vonis mati kepada Darsem pada 6 Mei 2009. Berkat bantuan Lajnah Islah (Komisi Jasa Baik untuk Perdamaian dan Pemberian Maaf) Riyadh dan pejabat Gubernur Riyadh, Darsem mendapat pemaafan. Pada 7 Januari 2011, ahli waris korban, Asim bin Sali Assegaf, memberikan maaf kepada Darsem, tetapi meminta uang kompensasi diyat sebesar 2 juta riyal atau sekitar Rp 4,7 miliar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Nasional
    Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

    Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

    Nasional
    KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

    KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

    Nasional
    Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

    Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

    Nasional
    Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

    Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

    Nasional
    56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

    56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

    Nasional
    Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

    Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

    Nasional
    Laporkan Dewas ke Polisi, Nurul Ghufron Sebut Sejumlah Pegawai KPK Sudah Dimintai Keterangan

    Laporkan Dewas ke Polisi, Nurul Ghufron Sebut Sejumlah Pegawai KPK Sudah Dimintai Keterangan

    Nasional
    Buka Forum Parlemen WWF Ke-10, Puan: Kelangkaan Air Perlebar Ketimpangan

    Buka Forum Parlemen WWF Ke-10, Puan: Kelangkaan Air Perlebar Ketimpangan

    Nasional
    Lemhannas Kaji Dampak Meninggalnya Presiden Iran dalam Kecelakaan Helikopter

    Lemhannas Kaji Dampak Meninggalnya Presiden Iran dalam Kecelakaan Helikopter

    Nasional
    Emil Dardak Sindir Batas Usia yang Halangi Anak Muda Maju saat Pemilu

    Emil Dardak Sindir Batas Usia yang Halangi Anak Muda Maju saat Pemilu

    Nasional
    Masyarakat Sipil Minta DPR Batalkan Pembahasan Revisi UU TNI karena Bahayakan Demokrasi

    Masyarakat Sipil Minta DPR Batalkan Pembahasan Revisi UU TNI karena Bahayakan Demokrasi

    Nasional
    Aksi Cepat Tanggap Kementerian KP Bantu Korban Banjir Bandang dan Longsor di Sumbar

    Aksi Cepat Tanggap Kementerian KP Bantu Korban Banjir Bandang dan Longsor di Sumbar

    Nasional
    Bertemu PBB di Bali, Jokowi Tegaskan Akar Konflik Palestina-Israel Harus Diselesaikan

    Bertemu PBB di Bali, Jokowi Tegaskan Akar Konflik Palestina-Israel Harus Diselesaikan

    Nasional
    Lemhannas: Transisi Kepemimpinan Jokowi ke Prabowo Relatif Mulus, Tak Akan Ada Gejolak

    Lemhannas: Transisi Kepemimpinan Jokowi ke Prabowo Relatif Mulus, Tak Akan Ada Gejolak

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com