SULTANI
Pengantar Redaksi:
***
Partai politik memiliki legitimasi dalam mentransformasi sistem politik tradisional yang feodalistis menjadi sistem politik modern yang demokratis. Parpol merupakan agen konsolidasi demokrasi yang menggeser sistem feodalistis yang berbasis kekuasaan personal menjadi sistem demokrasi yang berbasis pada kekuasaan rakyat. Parpol juga berperan sebagai agen konsolidasi demokrasi dalam menciptakan kesejahteraan rakyat.
Gambaran yang ideal tentang kiprah parpol sebagai agen konsolidasi demokrasi tersebut belum terlalu tampak di Jawa Tengah. Karena wilayah ini lama dikenal sebagai basis Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), melihat Jateng bisa dengan melihat kiprah partai banteng moncong putih ini.
PDI-P yang memiliki basis massa fanatik dan partai pemenang di Jateng sejak Pemilu 1999 hingga 2009 hingga saat ini masih terlihat gagap menunjukkan jati diri sebagai partai ”wong cilik”. Ironisnya, hal itu terjadi pada saat kekuasaan sudah di tangan. Dalam beberapa kasus, PDI-P justru terkesan berpihak pada rencana yang merugikan para petani dan pekerja, kelas sosial yang menjadi saka guru suara partai.
Rencana pendirian pabrik semen di Kecamatan Sukolilo, Pati, misalnya, bagi masyarakat merupakan tindakan yang mengganggu kehidupan petani setempat. Pendirian pabrik dinilai akan menutup sumber mata air sekaligus lahan pertanian yang menjadi sumber kehidupan mereka sehari-hari. Ironisnya, rencana ini mendapat restu Gubernur Jateng dan Bupati Pati yang notabene tadinya didukung dan membawa citra PDI-P.
Contoh kegagalan PDI-P menerjemahkan tuntutan masyarakat soal pembangunan pabrik semen itu mencerminkan kedangkalan orientasi parpol alias terjadi reduksi orientasi parpol. Meskipun partai pemenang pemilu dan pilkada di Pati adalah PDI-P, partai ini gagal mengimplementasikan platform partai selama 10 tahun berkuasa.