Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Chaidar: NII KW IX Palsu, Bentukan Intelijen

Kompas.com - 06/05/2011, 13:47 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat terorisme yang pernah bergabung di Negara Islam Indonesia Komandemen Wilayah IX (NII KW IX), Al Chaidar, mengungkapkan, NII pimpinan Panji Gumilang adalah NII palsu. Ia mengatakan, NII KW IX merupakan bentukan intelijen pada tahun 1992. 

Apa tujuannya? Berdasarkan pengalaman dan penelitian yang dilakukannya, NII KW IX dibentuk sebagai bagian dari program deteksi pemerintah untuk mengonter gerakan radikalisme di Indonesia. 

"Panji Gumilang akan dibiarkan karena menjadi program deteksi pemerintah. Sangat efektif untuk mengonter radikalisme di Indonesia. KW IX bentukan pemerintah untuk melakukan deradikalisasi gerakan radikal," paparnya seusai mengisi diskusi di Gedung DPD, Jakarta, Jumat (6/5/2011). 

Ia mengatakan, NII palsu dibentuk untuk meredam gerakan dan ekspansi NII asli. "Misalnya, yang asli dakwah di satu daerah, yang palsu juga. Nanti akan ada yang terjerumus ke (NII) asli, ada yang ke NII palsu. Tetapi, yang ke NII palsu akan dikeruk hartanya, kehilangan jaringan sosial, dan lain-lain," katanya. 

Ketika ditanya bagaimana program deradikalisasi berjalan, ia menggambarkan, setelah para korban di NII KW IX tersadar telah dikeruk hartanya, akan ada cap buruk dan kapok bergabung dengan NII. "Akhirnya ada demoralisasi dan, menurut saya, kriminalisasi terhadap NII asli," ujarnya. 

Menurut Chaidar, eksistensi NII KW IX memang diproteksi pemerintah. Oleh karena itu, jawaban yang diberikan pemerintah terhadap aksi NII tak pernah lugas. 

Sementara itu, NII asli, menurut Chaidar, cenderung terpojok dan masih menjalankan pola-pola tradisional. Saat ini, setidaknya ada 14 faksi NII asli yang dipimpin oleh 14 imam. "Masing-masing merasa benar. Di luar faksi, dia dianggap tidak legitimate," ujarnya. 

Gerakan NII asli cenderung tidak agresif dan hanya mampu mengumpulkan infak dalam jumlah kecil. Hal ini berbeda dari NII KW IX yang mampu meraup dalam jumlah besar. "NII asli paling infak Rp 5.000, kapan bisa berdiri negara Islam?" kata Chaidar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

    Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

    Nasional
    PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

    PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

    Nasional
    Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

    Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

    Nasional
    PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

    PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

    Nasional
    ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

    ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

    Nasional
    Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

    Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

    Nasional
    PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

    PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

    Nasional
    Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

    Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

    Nasional
    Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

    Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

    Nasional
    Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

    Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

    Nasional
    Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

    Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

    Nasional
    Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

    Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

    Nasional
    Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

    Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

    Nasional
    Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

    Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com