Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buktikan Kawat Diplomatik Tak Benar

Kompas.com - 13/03/2011, 09:35 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono harus bisa membuktikan bahwa isi kawat diplomatik yang dibocorkan WikiLeaks dan diterbitkan dua harian di Australia, The Sydney Morning Herald dan The Age, tidak benar. Isi laporan itu tentang dugaan penyalahgunaan kekuasaan yang dilakukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ny Ani Yudhoyono.

”Kalau Presiden mementingkan pencitraan, yang harus dilakukan adalah membuktikan bahwa laporan diplomatik itu tidak benar. Jangan cuma membantah saja karena pernyataan-pernyataan yang ada di koran hanya normatif. Yang diperlukan adalah bukti bahwa beliau tidak seperti yang diuraikan dalam dokumen atau kawat diplomatik itu,” kata Rizal Darma Putra, Direktur Eksekutif Lembaga Studi Pertahanan dan Studi Strategis Indonesia (Lesperssi) di Jakarta, Sabtu (12/3).

Soal sikap terhadap pembocoran oleh WikiLeaks yang dimuat di dua media massa itu, menurut Rizal, Presiden Yudhoyono memiliki hak jawab. Kepada Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta pun, Presiden Yudhoyono juga bisa meminta klarifikasi. Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa telah memanggil Duta Besar AS untuk Indonesia Scot Marciel, Jumat.

Ketua DPP Partai Golkar Hajriyanto Y Thohari berpendapat, tokoh-tokoh yang disebut dalam bocoran WikiLeaks jangan setengah-setengah dalam menanggapi berbagai tuduhan itu.

”Jangan sampai setengah-setengah. Maksud saya ekstrem saja, mau itu dianggap remeh-temeh, ya sudah, lupakan. Namun, kalau oleh tokoh-tokoh negara, baik yang masih menjabat maupun tidak menjabat, itu sebagai sesuatu yang serius dan telah diambil langkah-langkah yang serius, ya, harus dilanjutkan,” kata Hajriyanto.

Menurut dia, langkah serius itu dilakukan agar semua jelas bagi masyarakat soal tuduhan yang termuat dalam dua media itu. ”Agar semua jelas di tengah masyarakat,” ujar Hajriyanto setelah diskusi ”Politik Undur-undur” di Jakarta, Sabtu.

”Perlu langkah-langkah tindak lanjut yang serius kalau itu fitnah. Kalau kemudian ternyata ada kesejajaran dengan apa yang terjadi, dan kemudian tidak diklarifikasi, itu kan citranya menjadi buruk di tengah-tengah masyarakat,” ungkap Hajriyanto.

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Saan Mustofa mengatakan, Partai Demokrat percaya penuh dengan integritas Susilo Bambang Yudhoyono. ”Kami sangat memahami betul sosok Pak SBY dan kami sangat yakin integritas Pak SBY beserta keluarga. Maka, kami tidak percaya dan tidak masuk akal kalau Pak SBY melakukan hal-hal seperti yang disebutkan di WikiLeaks,” ujarnya.

Partai Demokrat, menurut Saan, akan meminta klarifikasi Kedubes AS. Pasalnya, sumber WikiLeaks adalah kawat diplomatik yang bocor dari Kedubes AS.

Namun, menurut Wakil Sekretaris Jenderal PKS Mahfud Siddiq, bukan tokoh-tokoh yang dituduh yang harus melakukan klarifikasi, melainkan Kedubes AS yang harus klarifikasi. ”Benar tidak informasi itu,” katanya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

    Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

    Nasional
    Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

    Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

    Nasional
    Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

    Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

    Nasional
    Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

    Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

    Nasional
    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

    Nasional
    Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

    Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

    Nasional
    7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

    7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

    Nasional
    Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

    Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

    Nasional
    Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

    Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

    Nasional
    Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

    Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

    Nasional
    BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

    BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

    Nasional
    Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

    Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

    Nasional
    Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

    Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

    Nasional
    Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

    Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com