Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Istana: "The Age" Sensasi, Seronok, Basi

Kompas.com - 11/03/2011, 11:29 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dikatakan tidak gembira atas pemberitaan utama harian nasional Australia, The Age, yang bertajuk "Yudhoyono Abused Power". Pihak Istana Kepresidenan RI menilai pemberitaan tersebut palsu dan penuh kebohongan.

"Berita itu sangat tidak bertanggung jawab dan sangat tidak hormat. Isinya penuh sensasi dan seronok, penuh bualan, dan basi," ucap Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Politik Daniel Sparringa kepada para wartawan, Jumat (11/3/2011).

Daniel mengatakan, pihak Istana Kepresidenan sedang melakukan semua langkah untuk meluruskan kembali semua fakta yang dijungkirbalikkan oleh berita itu. "Publik punya hak untuk mendapat berita, bukan kisah seribu satu malam," ucapnya.

Menurut Daniel, Pemerintah Indonesia sangat menyesalkan kecerobohan pemberitaan The Age dan menganggapnya sebagai skandal pemberitaan yang memalukan karena memuat berita dengan sumber yang tidak bisa divalidasi.

"The Age berlindung di balik sifat kerahasiaan yang sesungguhnya kontroversial. Kami prihatin, tetapi juga gusar oleh sikap The Age yang bertentangan dengan kode etik jurnalistik universal," katanya.

Hari Jumat ini, The Age memberitakan kutipan WikiLeaks bahwa Presiden Yudhoyono secara pribadi telah campur tangan untuk memengaruhi jaksa dan hakim demi melindungi tokoh-tokoh politik korup dan menekan musuh-musuhnya. Presiden juga menggunakan badan intelijen negara demi memata-matai saingan politik dan, setidaknya, seorang menteri senior dalam pemerintahannya sendiri.

Dalam kawat-kawat itu juga dirinci bagaimana mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla pada Desember 2004 dilaporkan telah membayar jutaan dollar AS, sebagai uang suap, agar bisa memegang kendali atas Partai Golkar. Dalam kawat-kawat itu juga diungkapkan bahwa istri Presiden, Kristiani Herawati, dan keluarga dekatnya ingin memperkaya diri melalui koneksi politik mereka.

Baca juga:"Menanti Datangnya Surat Sakti FIFA"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com