Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Telusuri Intimidasi di Cikeusik

Kompas.com - 01/03/2011, 21:20 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) membeberkan perkembangan kasus kekerasan terhadap Umat Ahmadiyah di Cikeusik. Ternyata, sebelum peristiwa kekerasan 6 Februari lalu, berbagai intimidasi sudah diterima oleh umat Ahmadiyah.

Menurut aktivis Human Right Working Group (HRWG) Khoirul Anam menyatakan, salah satu penganut Ahmadiyah, Suparman, sempat mengalami intimidasi dengan kematian kurang lebih 30 ekor ikan miliknya yang diracun oleh orang tak dikenal. Selain itu, kira-kira tanggal 29 sampai 31 Januari 2011 lalu, beberapa umat Ahmadiyah di Cikeusik mendapat SMS ancaman dari nomor yang tidak ketahui pemiliknya.

Ancaman tersebut agar Umat Ahmadiyah segera meninggalkan Cikeusik. "Polisi jangan sederhanakan kasus ini. Dilihat lebih dekat lagi 10-15 hari sebelum kejadian 6 Februari. Ada intimidasi yang riil kepada Ahmadiyah di Cikeusik. Ada kejadian matinya 30 ikan yang mati di rumah Suparman secara mendadak karena diracun. Kemudian SMS-SMS ancaman tanggal 29-31 Januari kepada beberapa orang," kata Anam dalam jumpa pers di YLBHI Jakarta, Selasa (1/3/2011).

Menurut Anam, selain SMS ancaman, ada juga SMS ajakan yang beredar di wilayah tersebut untuk melakukan penyerangan terhadap umat Ahmadiyah di Cikeusik. SMS itu menunjukkan indikasi bahwa penyerangan sudah terencana dan teroganisasi sebelumnya.

Sementara itu, selain intimidasi ternyata polisi juga sudah mengetahui akan adanya penyerangan terhadap umat Ahmadiyah di Cikeusik beberapa hari sebelum kejadian tersebut berlangsung. Bahkan, Umat Ahmadiyah mengetahui informasi rencana penyerangan dari pihak kepolisian.

Oleh karena itu, Anam menyayangkan mengapa tidak ada tindakan cepat mencegah terjadinya penyerangan atas umat Ahmadiyah Cikeusik, padahal telah ada intimidasi-intimidasi dan juga informasi penyerangan peristiwa di awal sebelum peristiwa menewaskan tiga umat Ahmadiyah tersebut.

"Polisi juga sudah tahu informasi akan ada penyerangan di Cikeusik, Umat Ahmadiyah sendiri tahu juga dari kepolisian. Harusnya bukan Ahmadiyah yang dievakuasi secara paksa, penyerangannya yang harus dicegah," imbuh Anam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?

    Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?

    Nasional
    Dukung Khofifah di Pilgub Jatim, Zulhas: Wakilnya Terserah Beliau

    Dukung Khofifah di Pilgub Jatim, Zulhas: Wakilnya Terserah Beliau

    Nasional
    Polisi Buru 2 Buron Penyelundup 20.000 Ekstasi Bermodus Paket Suku Cadang ke Indonesia

    Polisi Buru 2 Buron Penyelundup 20.000 Ekstasi Bermodus Paket Suku Cadang ke Indonesia

    Nasional
    Tanggapi Prabowo, Ganjar: Jangan Sampai yang di Dalam Malah Ganggu Pemerintahan

    Tanggapi Prabowo, Ganjar: Jangan Sampai yang di Dalam Malah Ganggu Pemerintahan

    Nasional
    Tanggapi Prabowo, PDI-P: Partai Lain Boleh Kok Pasang Gambar Bung Karno

    Tanggapi Prabowo, PDI-P: Partai Lain Boleh Kok Pasang Gambar Bung Karno

    Nasional
    Zulhas: Hubungan Pak Prabowo dan Pak Jokowi Dekat Sekali, Sangat Harmonis...

    Zulhas: Hubungan Pak Prabowo dan Pak Jokowi Dekat Sekali, Sangat Harmonis...

    Nasional
    Lapor Hasil Rakornas PAN ke Presiden, Zulhas: Pak Jokowi Owner

    Lapor Hasil Rakornas PAN ke Presiden, Zulhas: Pak Jokowi Owner

    Nasional
    Budiman Sudjatmiko Pastikan Tak Ada “Deadlock” Pertemuan Prabowo dan Megawati

    Budiman Sudjatmiko Pastikan Tak Ada “Deadlock” Pertemuan Prabowo dan Megawati

    Nasional
    Kode PAN soal Jatah Menteri ke Prabowo, Pengamat: Sangat Mungkin Dapat Lebih

    Kode PAN soal Jatah Menteri ke Prabowo, Pengamat: Sangat Mungkin Dapat Lebih

    Nasional
    Pengamat Usul Anggota BPK Diseleksi Panitia Independen Agar Tak Dimanfaatkan Parpol

    Pengamat Usul Anggota BPK Diseleksi Panitia Independen Agar Tak Dimanfaatkan Parpol

    Nasional
    KPU Tak Masalah Caleg Terpilih Dilantik Belakangan Usai Kalah Pilkada

    KPU Tak Masalah Caleg Terpilih Dilantik Belakangan Usai Kalah Pilkada

    Nasional
    Zulhas: Katanya PAN Cuma Bisa Joget-joget, Eh Capres yang Menang Bisa Joget

    Zulhas: Katanya PAN Cuma Bisa Joget-joget, Eh Capres yang Menang Bisa Joget

    Nasional
    Prabowo Bilang Ada Partai Klaim Sosok Bung Karno, Budiman Sudjatmiko: Bukan Diskreditkan PDI-P

    Prabowo Bilang Ada Partai Klaim Sosok Bung Karno, Budiman Sudjatmiko: Bukan Diskreditkan PDI-P

    Nasional
    Ketua KPU: Caleg Terpilih Tak Perlu Mundur jika Maju Pilkada 2024

    Ketua KPU: Caleg Terpilih Tak Perlu Mundur jika Maju Pilkada 2024

    Nasional
    Zulhas dan Elite PAN Temui Jokowi di Istana, Mengaku Tak Bahas Kursi Kabinet

    Zulhas dan Elite PAN Temui Jokowi di Istana, Mengaku Tak Bahas Kursi Kabinet

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com