Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fadli Berkaitan dengan Ba'asyir?

Kompas.com - 06/12/2010, 18:21 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Markas Besar Polri menduga, aksi pelaku terorisme Fadli Sadama alias Fernando alias Said (28) yang tertangkap di Malaysia, Oktober lalu, berkaitan dengan Pimpinan Jamaah Anshorut Tauhid (JAT), Abu Bakar Ba'asyir. "Kalau kita lihat itu tentunya terkaitlah, berkaitan langsung atau tidak, kita lihat nanti," ujar Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Iskandar Hasan dalam jumpa pers di Mabes Polri, Jakarta, Senin (6/12/2010).

Dikatakan Iskandar, Fadli terkait dengan Ba'asyir karena sama-sama diduga terlibat dalam mendanai pelatihan terorisme di Aceh. Fadli diduga ikut merencanakan aksi perampokan Bank CIMB Niaga bersama Toni Togar yang hasil rampokannya untuk dana teroris Aceh. Sementara Ba'asyir diduga mengumpulkan dana dari sejumlah donatur untuk pelatihan di Aceh juga.

"Perampokan CIMB itu kan enam orang, tiga meninggal, tiga orang lainnya itu kan yang terlibat pelatihan di Aceh, ya kan. Lalu, perampokan CIMB ikut dirancang Toni dan Fadli, itu kan terkait," kata Iskandar.

Namun, Iskandar belum dapat memastikan apakah Fadli juga termasuk ke dalam kelompok JAT. Pihak kepolisian, lanjut Fadli, masih menyelidiki keterkaitan tersebut serta keberadaan dua buah senjata revolver yang dibawa Fadli. "Nanti kita kembangkan, kita pegang dia dulu dengan bukti yang ada. Sebagian sisa uangnya masih ada. Itu kita kembangkan lagi, senjata juga, karena senjata itu dari tangan ke tangan, kita kembangkan lagi siapa yang pegang berikutnya," papar Iskandar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com