Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Seru Para TKW

Kompas.com - 19/11/2010, 09:46 WIB

NELI TRIANA

KOMPAS.com — Ruang tunggu 202 di areal keberangkatan Bandar Udara Internasional Dubai, 11 Oktober lalu, penuh sesak. Bukan bahasa Arab yang ramai terdengar di sini, melainkan bahasa Indonesia bercampur dengan bahasa Jawa, Sunda, sampai Batak. Kursi yang ada pun tak cukup, sebagian penghuni ruangan asyik ngobrol sambil menggelesot di lantai.

Wis lara rung sikilmu? Iki jempol sikilku lara, tak copot wae sandale. (Sudah sakit belum kakimu? Ini jempol kakiku sudah sakit, saya lepas saja sandalnya),” kata Wati (41) kepada seorang temannya sembari melepaskan sandal berhak yang terlihat amat bersih, menandakan masih baru. Tampak buku-buku jari kakinya memerah. Ternyata, hal yang sama menimpa beberapa teman Wati.

”Setelah pasti bisa pulang, kita langsung belanja. Beli-beli kurma, baju, untuk orang rumah sama untuk kita sendiri, termasuk sandal ini,” kata Ngatmi (43), yang bersama Wati akan pulang ke kampung mereka di Kutoarjo.

Wajah Wati ataupun Ngatmi amat cerah. Mereka bahagia bisa segera kembali ke rumah setelah bekerja di Timur Tengah sebagai pembantu rumah tangga (PRT). ”Lega rasanya. Apa pun paling enak, ya di rumah sendiri,” kata mereka.

Wati, Ngatmi, dan puluhan perempuan di ruang tunggu itu pantas merasa lega. Mereka telah bekerja sebagai PRT rata-rata tiga bulan sampai dua tahun lebih di Dubai, Arab Saudi, Kuwait, Lebanon, dan beberapa negara lain di sekitarnya. Rasa kangen terhadap kampung halaman sudah membuncah. Mereka kebetulan tenaga kerja legal yang disalurkan oleh satu agensi yang sama.

Menurut Wati, agensinya berkantor di Jakarta dan di Dubai. Dari Dubai inilah para tenaga kerja disalurkan ke semua wilayah Timur Tengah. Saat tenaga kerja habis masa kontrak kerjanya, ingin berganti majikan, atau akan kembali ke Indonesia, mereka biasanya dikumpulkan dulu di Dubai sebelum disalurkan bekerja lagi atau dikirim pulang.

”Saya sudah ganti enam kali majikan selama 2,5 tahun di Kuwait. Kadang karena tidak kerasan, terus minta ganti majikan. Penyebab tidak kerasan terbanyak, ya soal kekerasan dari majikan,” kata Sa’diyah (38), warga Cimahi.

Ketika pembicaraan merembet ke masalah kekerasan, wajah-wajah para penyumbang devisa bagi Indonesia itu pun langsung mendung. Dari sekitar 40 tenaga kerja perempuan yang Kamis itu akan menuju Jakarta, hampir semuanya pernah merasakan kekerasan selama bekerja.

”Itu si Kokom betis kirinya masih bernanah, bekas disetrika sama majikan perempuannya. Kalau saya sering dicambuk di punggung, telapak tangan, atau mana pun sesuka mertua majikan saya,” kata Sa’diyah.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

    Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

    Nasional
    Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

    Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

    [POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

    Nasional
    Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

    Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

    Nasional
    Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

    Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

    Nasional
    Menko Polhukam Harap Perpres 'Publisher Rights' Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

    Menko Polhukam Harap Perpres "Publisher Rights" Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

    Nasional
    Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

    Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

    Nasional
    Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

    Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

    Nasional
    Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

    Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

    Nasional
    Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

    Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

    Nasional
    Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

    Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

    Nasional
    KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

    KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

    Nasional
    Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

    Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com