Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDI-P: Penetapan Panda Prematur

Kompas.com - 03/09/2010, 16:07 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Trimedya Panjaitan, yang juga anggota Komisi Hukum DPR RI, mengatakan, penetapan Panda Nababan dan Williem Tutuarima, dua legislator aktif, sebagai tersangka kasus dugaan suap cek perjalanan pada pemilihan deputi gubernur senior BI, prematur.

Dikatakan mantan Ketua Komisi III DPR RI ini, KPK, dalam menetapkan legislator menjadi tersangka, harus memerhatikan syarat-syarat umum dan syarat-syarat khusus secara mendasar, seperti asas reparatoar dalam hukum Administrasi Negara.

"Hukum Administrasi Negara menyebutkan, apabila seorang pejabat negara menerima uang yang tidak diketahuinya bahwa pemberian tersebut bukan karena melakukan pelanggaran atau kejahatan yang menimbulkan kerugian keuangan negara, maka dapat memperbaiki keadaan itu dengan cara mengembalikan kerugian keuangan negara dan tidak dipersoalkan secara pidana," ujar Trimedya usai menemui pimpinan KPK di Gedung KPK, Jakarta, Jumat (3/9/2010).

Trimedya mengatakan, KPK harus lebih profesional dalam menjalankan perannya sesuai apa yang diharapkan masyarakat. KPK diharapkan tidak terintervensi atau terprovokasi intrik-intrik politik maupun kekuasaan dalam melaksanakan penegakan hukum.

Seperti diwartakan, penetapan 26 tersangka kasus tersebut mengemuka setelah PDIP dan Golkar gencar mewacanakan penggunaan hak interpelasi atas konflik diplomasi Indonesia-Malaysia. Ke-26 tersangka tersebut terdiri dari politisi PDIP dan Golkar.

Pada kesempatan tersebut, Trimedya kembali menegaskan bahwa Fraksi PDIP di Parlemen sepenuhnya mendukung proses hukum yang dilakukan KPK. "Kami tidak bermaksud mengintervensi kasus ini, melainkan menggunakan hak legislatif sebagai bagian dari hak pengawasan DPR untuk mengingatkan agar KPK dapat menjalankan perannya dengan memperhatikan seluruh Undang-Undang, baik KUHAP dan KUHP sebagai lex generalis di samping UU Pemberantasan Tipikor dan UU KPK sebagai UU yang bersifat organik," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Puan Minta DPR dan IPU Fokus Sukseskan Pertemuan Parlemen pada Forum Air Dunia Ke-10

    Puan Minta DPR dan IPU Fokus Sukseskan Pertemuan Parlemen pada Forum Air Dunia Ke-10

    Nasional
    Yusril: Serahkan kepada Presiden untuk Bentuk Kabinet Tanpa Dibatasi Jumlah Kementeriannya

    Yusril: Serahkan kepada Presiden untuk Bentuk Kabinet Tanpa Dibatasi Jumlah Kementeriannya

    Nasional
    Mensos Risma: Belum Semua Warga di Zona Merah Gunung Marapi Bersedia Direlokasi

    Mensos Risma: Belum Semua Warga di Zona Merah Gunung Marapi Bersedia Direlokasi

    Nasional
    Pengamat Nilai Ahok Sulit Menang jika Maju pada Pilkada, Ini Alasannya

    Pengamat Nilai Ahok Sulit Menang jika Maju pada Pilkada, Ini Alasannya

    Nasional
    Jadi Perantara Kebaikan, Dompet Dhuafa Siap Terima Hibah dari NAMA Foundation untuk Kaum Dhuafa

    Jadi Perantara Kebaikan, Dompet Dhuafa Siap Terima Hibah dari NAMA Foundation untuk Kaum Dhuafa

    Nasional
    Kemenkes: Waspadai MERS-CoV, Jemaah Haji Mesti Hindari Kontak dengan Unta

    Kemenkes: Waspadai MERS-CoV, Jemaah Haji Mesti Hindari Kontak dengan Unta

    Nasional
    Bocorkan Duet Khofifah-Emil pada Pilkada, Airlangga: Semua Akan Positif...

    Bocorkan Duet Khofifah-Emil pada Pilkada, Airlangga: Semua Akan Positif...

    Nasional
    Airlangga Bertemu Khofifah Malam Ini, Bahas soal Emil Dardak pada Pilkada Jatim

    Airlangga Bertemu Khofifah Malam Ini, Bahas soal Emil Dardak pada Pilkada Jatim

    Nasional
    Prabowo Sebut Punya Gaya Kepemimpinan Sendiri, PDI-P: Kita Berharap Lebih Baik

    Prabowo Sebut Punya Gaya Kepemimpinan Sendiri, PDI-P: Kita Berharap Lebih Baik

    Nasional
    RUU Penyiaran Larang Jurnalisme Investigasi, PDI-P: Akibat Ketakutan yang Berlebihan

    RUU Penyiaran Larang Jurnalisme Investigasi, PDI-P: Akibat Ketakutan yang Berlebihan

    Nasional
    Prabowo Ingin Jadi Diri Sendiri Saat Memerintah, PDI-P: Kita Akan Melihat Nanti

    Prabowo Ingin Jadi Diri Sendiri Saat Memerintah, PDI-P: Kita Akan Melihat Nanti

    Nasional
    Sepanjang 2023, Pertamina Hulu Rokan Jadi Penghasil Migas Nomor 1 Indonesia

    Sepanjang 2023, Pertamina Hulu Rokan Jadi Penghasil Migas Nomor 1 Indonesia

    Nasional
    Djarot dan Risma Dinilai Lebih Berpotensi Diusung PDI-P pada Pilkada DKI 2024 ketimbang Ahok

    Djarot dan Risma Dinilai Lebih Berpotensi Diusung PDI-P pada Pilkada DKI 2024 ketimbang Ahok

    Nasional
    Polri Pastikan Kasus Pembunuhan 'Vina Cirebon' Masih Berjalan, Ditangani Polda Jawa Barat

    Polri Pastikan Kasus Pembunuhan "Vina Cirebon" Masih Berjalan, Ditangani Polda Jawa Barat

    Nasional
    KPK Dalami Gugatan Sengketa Lahan di MA

    KPK Dalami Gugatan Sengketa Lahan di MA

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com