JAKARTA, KOMPAS.com — Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Edward Aritonang mengaku, pihaknya "mempercepat" penangkapan lima orang yang diduga sebagai teroris di tiga tempat di Jawa Barat. Percepatan tersebut, papar Edward, memang berkaitan dengan jadwal kunjungan kerja Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Ciwidey, Sabtu lalu.
"Tapi bila tak ada kunjungan pun, pasti kami tangkap," ujar Edward, Senin (9/8/2010).
Lebih jauh, jelas Edward, percepatan tersebut juga berkaitan dengan dahsyatnya ledakan bom yang dipersiapkan oleh kelompok yang diduga teroris kali ini. Dalam pemaparannya, Edward mengatakan, anggota Densus 88 menyaksikan betapa bom yang diuji coba oleh kelompok teroris tersebut di wilayah Sumedang memiliki daya ledak yang dahsyat.
"Penangkapan ini merupakan bagian dari proses panjang, termasuk mengikuti semua gerak-gerik kelompok tersebut. Anggota Densus di lapangan melaporkan, bom yang diledakkan dalam uji coba tersebut berkekuatan besar. Ini yang membuat kami khawatir," papar Edward.
Menurut Edward, kali ini aksi para teroris lebih rapi dan terorganisasi dengan baik, termasuk mengujicobakan bom yang akan diledakkan. Dalam membuat bom, para tersangka juga sudah menyiapkan laboratorium yang dikelola oleh seorang sarjana teknik kimia bernama Kurnia Widodo.
Kurnia Widodo adalah satu teroris yang tertangkap di Jawa Barat pada 7 Agustus lalu. Selain Kurnia, polisi juga menangkap Gofur, Fahrul Rozi, dan Hamzah. Dari penangkapan teroris di Jawa Barat dan ratusan teroris yang terlibat di kamp pelatihan di Aceh, akhirnya polisi berkesimpulan bahwa Abu Bakar Ba'asyir terlibat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.