JAKARTA, KOMPAS.com — Sejak kejadian pelemparan bom molotov ke kantor majalah Tempo oleh oknum tak bertanggung jawab, Selasa (6/7/2010) dini hari, Pemimpin Redaksi Wahyu Muryadi mengaku mendapatkan banyak nasihat dari kawan dan kerabat untuk berhati-hati. Tak hanya itu, Wahyu mengaku mendapatkan penawaran perlindungan.
"Saya ditawari perlindungan dari TNI dan Marinir," ujar Wahyu, Rabu (7/7/2010) di kantor Imparsial, Jakarta. Namun, Wahyu mengaku menolak tawaran tersebut.
Selain itu, tutur Wahyu, hingga Rabu subuh, kantor majalah Tempo pun dijaga puluhan polisi. Ada yang mengaku ditugaskan dari Polsek Matraman, Polres Jakarta Pusat, Polda Metro Jaya, dan bahkan Detasemen Khusus 88 Antiteror.
Namun, Wahyu meminta mereka kembali. Wahyu menyebut pelaku pelemparan bom molotov tersebut sebagai teroris di bidang kebebasan pers. Katanya, majalah Tempo tak akan gentar untuk menurunkan berita-berita lanjutan soal rekening gendut milik sejumlah perwira menengah dan tinggi Polri.
Saat ini Polres Jakarta Pusat tengah menyelidiki kasus ini. Ada lima orang saksi yang diperiksa terkait kasus ini. Polisi juga telah mengamankan barang bukti berupa serpihan bom molotov. Satu di antara tiga bom molotov dikatakan tak sempat meledak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.