Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

'Lon Katroh U Aceh, Katroh U Gampong'

Kompas.com - 03/06/2010, 15:56 WIB

"Lon katroh u Aceh, katroh u gampong (Saya sudah sampai di Aceh, sudah sampai ke kampung halaman)."

KOMPAS.com — Kalimat di atas diucapkan Tengku Muhammad Hasan Di Tiro atau Hasan Tiro saat menyapa ribuan masyarakat Aceh yang menanti kedatangannya di Masjid Raya Banda Aceh, Sabtu (11/10/2008) siang.

Hanya itu kalimat yang keluar dari mulut rentanya. Usianya 83 tahun. Ini adalah perjumpaan pertama Tiro dengan masyarakat Aceh setelah 29 tahun hidup dalam pelarian di luar negeri.

Di senja usianya, Tiro yang memimpin pergerakan melawan Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak lagi menginginkan perang. Namun, mulutnya kelu berucap dimakan usia. Pesan untuk masyarakat Aceh yang berkumpul di Masjid Raya ditulisnya dalam secarik kertas dan dibacakan mantan Perdana Menteri Gerakan Aceh Merdeka Malek Mahmud.

"Belum pernah rakyat Aceh dari masa penjajahan mendapat kebebasan seperti ini," demikian ia menulis. "Rakyat mendapat kebebasan setelah adanya perdamaian di Aceh," lanjut dia.

Tiro mengenang, 30 tahun dibelut konflik, Aceh hampir kehilangan segalanya. Betapa mahal biaya yang dikeluarkan selama perang berlangsung. Maka, di masa damai ini, ia meminta kepada semua rakyat Aceh untuk bersama-sama membangun Aceh.

"Biaya perang lebih mahal, biaya memelihara perdamaian juga lebih mahal. Maka dari itu, peliharalah damai untuk kesejahteraan kita semua," pesannya.

Pesan menjaga perdamaian di Masjid Raya itu tak pernah dicabutnya sampai ia mengembuskan napas terakhirnya, Kamis (3/6/2010) siang tadi pukul 12.12 di Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin, Banda Aceh. Hasan Tiro meninggal di bumi Nanggroe yang dicintainya.

Pesan itu sekaligus mengubur deklarasi kemerdekaan Negara Aceh Sumatera yang dibacakannya di Bukit Cokan, di pedalaman Kecamatan Tiro, Pidie, pada 4 Desember 1976. Ia memegang teguh kesepakatan damai antara Pemerintah Indonesia dan GAM yang ditandatangani pada 15 Agustus 2005 di Helsinki, Finlandia.

Tiro wafat sebagai warga negara Indonesia. Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto menyerahkan berkas kewarganegaraan Tiro, Rabu (2/6/2010) kemarin. Berkas pengakuan kembali sebagai WNI diterima keponakan Tiro, Tengku Fauzi Zainal Abidin, di Ruang Intensive Coronary Care Unit (ICCU) Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin.

Menurut Djoko, Tiro sudah lama mengajukan keinginannya untuk kembali menjadi WNI. Namun, karena sejumlah persoalan administrasi, berkasnya baru diproses pada tahun 2010 ini.

Sejak tahun 1979, Tiro memegang paspor Swedia. Memegang nomor induk warga negara Swedia 250925-7016, ia tinggal sendiri di kamar 0075 Apartemen Alby Blog 11 Norsborg, Stockholm. Di Banda Aceh, ia tinggal di rumah kontrakan di kawasan Lamteumen. Tiro sudah pulang ke kampung halamannya. Pulang selamanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

    Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

    Nasional
    PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

    PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

    Nasional
    Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

    Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

    Nasional
    PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

    PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

    Nasional
    ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

    ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

    Nasional
    Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

    Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

    Nasional
    PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

    PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

    Nasional
    Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

    Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

    Nasional
    Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

    Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

    Nasional
    Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

    Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

    Nasional
    Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

    Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

    Nasional
    Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

    Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

    Nasional
    Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

    Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

    Nasional
    Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

    Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com