MAKASSAR, KOMPAS.com — Muktamar Ke-32 Nahdlatul Ulama (NU) di Makassar, pada 23-27 Maret 2010, telah mempersatukan keturunan KH Wahid Hasyim. Keluarga besar itu selama ini dikenal saling berseberangan sikap dalam hal-hal tertentu, misalnya dalam bidang politik.
Kali ini mereka satu sikap mendukung majunya KH Salahuddin Wahid (Gus Solah) sebagai calon ketua umum Pengurus Besar NU. Mereka sependapat bahwa Gus Solah memiliki kelayakan memimpin NU.
Umar Wahid, misalnya. Meski untuk mendukung mengaku butuh turun ke lapangan terlebih dulu guna mengetahui persepsi dan aspirasi warga NU kepada Gus Solah, akhirnya menilai NU butuh sosok seperti kakak kandungnya tersebut.
"Saya minggu lalu datang ke beberapa PCNU di Jawa Tengah. Soal NU sebaiknya tidak berpolitik, soal pengembangan jam’iyah, itu aspirasi mereka ke Mas Solah, saya tahulah kapasitas dia," kata Umar yang berprofesi sebagai dokter itu.
Adik kandung Gus Solah lainnya, Lily Chadijah Wahid, juga berpendapat lebih kurang senada. Menurutnya, PBNU periode kemarin masih terlalu banyak disibukkan oleh kegiatan politik praktis. Karenanya ke depan untuk menjaga kebesaran jam’iyah NU, anggota Fraksi PKB meminta agar Gus Solah tidak mudah diintervensi kekuasaan jika terpilih.
Sementara itu, salah seorang putri KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Zannuba Arifah Chafsoh atau Yenny Wahid, mengaku memberikan dukungan moral terkait pencalonan sang paman. "Setelah bertanya kepada para pengurus cabang NU dari berbagai daerah, memang kami menyimpulkan ada fenomena kenaikan suara Gus Solah diakibatkan sentimen pengurus NU bahwa beliau adalah dzurriyah atau keturunan Mbah Hasyim (KH Hasyim Asyari) dan adiknya Gus Dur," katanya.
Namun, menurut Yenny, keluarga besar Wahid menyerahkan semuanya kepada muktamirin selaku pemilik hak suara. Dia hanya mengingatkan ajaran Gus Dur bahwa sebelum voting agar ditata niatnya untuk memperbaiki NU dengan dilandasi kejujuran dan haram hukumnya menjual suara untuk imbalan materi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.