Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keturunan Wahid Hasyim Dukung Gus Solah

Kompas.com - 27/03/2010, 15:55 WIB

MAKASSAR, KOMPAS.com — Muktamar Ke-32 Nahdlatul Ulama (NU) di Makassar, pada 23-27 Maret 2010, telah mempersatukan keturunan KH Wahid Hasyim. Keluarga besar itu selama ini dikenal saling berseberangan sikap dalam hal-hal tertentu, misalnya dalam bidang politik.

Kali ini mereka satu sikap mendukung majunya KH Salahuddin Wahid (Gus Solah) sebagai calon ketua umum Pengurus Besar NU. Mereka sependapat bahwa Gus Solah memiliki kelayakan memimpin NU.

Umar Wahid, misalnya. Meski untuk mendukung mengaku butuh turun ke lapangan terlebih dulu guna mengetahui persepsi dan aspirasi warga NU kepada Gus Solah, akhirnya menilai NU butuh sosok seperti kakak kandungnya tersebut.

"Saya minggu lalu datang ke beberapa PCNU di Jawa Tengah. Soal NU sebaiknya tidak berpolitik, soal pengembangan jam’iyah, itu aspirasi mereka ke Mas Solah, saya tahulah kapasitas dia," kata Umar yang berprofesi sebagai dokter itu.

Adik kandung Gus Solah lainnya, Lily Chadijah Wahid, juga berpendapat lebih kurang senada. Menurutnya, PBNU periode kemarin masih terlalu banyak disibukkan oleh kegiatan politik praktis. Karenanya ke depan untuk menjaga kebesaran jam’iyah NU, anggota Fraksi PKB meminta agar Gus Solah tidak mudah diintervensi kekuasaan jika terpilih.

Sementara itu, salah seorang putri KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Zannuba Arifah Chafsoh atau Yenny Wahid, mengaku memberikan dukungan moral terkait pencalonan sang paman. "Setelah bertanya kepada para pengurus cabang NU dari berbagai daerah, memang kami menyimpulkan ada fenomena kenaikan suara Gus Solah diakibatkan sentimen pengurus NU bahwa beliau adalah dzurriyah atau keturunan Mbah Hasyim (KH Hasyim Asyari) dan adiknya Gus Dur," katanya.

Namun, menurut Yenny, keluarga besar Wahid menyerahkan semuanya kepada muktamirin selaku pemilik hak suara. Dia hanya mengingatkan ajaran Gus Dur bahwa sebelum voting agar ditata niatnya untuk memperbaiki NU dengan dilandasi kejujuran dan haram hukumnya menjual suara untuk imbalan materi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Nasional
Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Nasional
Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Nasional
PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

Nasional
PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

Nasional
Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com