Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diluncurkan, Dua Buku tentang Sutan Sjahrir

Kompas.com - 05/03/2010, 20:13 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Sebagai tokoh pergerakan dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia, nama Sutan Sjahrir mungkin tak setenar Bung Karno ataupun Bung Hatta. Meski ia banyak berperan dalam perjuangan kemerdekaan, buku teks ataupun buku sejarah mengenai Sjahrir mungkin masih bisa dihitung dengan jari.

Di tengah arus perjalanan bangsa, perlahan tetapi pasti, Bung Sjahrir, demikian almarhum biasa dipanggil, mulai terlupakan. Melawan situasi inilah, dua buah buku mengenai sosok Perdana Menteri pertama Indonesia ini diluncurkan. Dua buah buku memoar mengenai Sjahrir berjudul Mengenang Sutan Sjahrir dan Sjahrir diluncurkan, Jumat (5/3/2010) di Hotel Santika, Jakarta.

Turut hadir dalam peluncuran kedua buku tersebut sejumlah tokoh, antara lain, Pemimpin Umum Kompas Gramedia Jakob Oetama, wartawan senior yang juga menjadi editor kedua buku ini Rosihan Anwar, penulis Ignas Kleden, budayawan Romo Franz-Magnis Suseno, hingga tokoh-tokoh muda, seperti aktivis Kompak Fadjroel Rahman dan Ketua Kontras Usman Hamid. 

Dalam perbincangan khusus bersama Kompas.com, Jakob Oetama menyambut gembira adanya kedua buku mengenai Sjahrir ini. Ia mengatakan, Sjahrir merupakan sosok pejuang yang namanya kurang banyak dikenal oleh generasi muda saat ini. Dengan kedua buku ini diharapkan dapat membangkitkan kembali rasa nasionalisme berbagai elemen masyarakat seperti yang dimiliki oleh Sjahrir. 

"Ini sangat positif. Sekarang jadi cukup banyak orang yang ingin tahu. Dibanding dulu, orang hanya kenal dengan Soekarno dan Hatta. Beliau ini (Sjahrir) berbeda dan memiliki kelebihan sendiri. Memiliki rasa kemanusiaan yang tinggi," ungkapnya.

Kedua buku ini memang secara khusus mengisahkan perjalanan hidup Sjahrir, terutama semenjak ia menempuh pendidikannya di Belanda, perannya dalam sejarah pergerakan bangsa, hingga kehidupannya menjelang akhir hayat. 

Seperti dalam buku Mengenang Sjahrir yang diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama, yang merupakan kumpulan tulisan karangan-karangan mengenai sosok Sjahrir. Testimoni dari berbagai tokoh, mulai dari pejuang kemerdekaan seperti Bung Hatta, Adam Malik, dan Sjarifuddin Prawiranegara, hingga tokoh-tokoh nasional lainnya seperti YB Mangunwijaya, Sabam Siagian, dan Maria Hartiningsih. Dengan editor Rosihan Anwar, dalam buku ini, mereka masing-masing mengisahkan pendapatnya dan seperti apa mereka mengenal sosok Sjahrir. 

Sementara buku Sjahrir merupakan sebuah biografi utuh yang menceritakan perjalanan Sjahrir dari sisi kemanusiaan. Dengan kata pengantar dari Ignas Kleden dan Rosihan Anwar, buku ini mencoba menceritakan rekam jejak Sjahrir tak hanya dari segi pandangan politik dan perjuangannya dalam kemerdekaan, tetapi juga sisi humanis kehidupan Sjahrir dan lingkungannya. Buku Sjahrir yang diterbitkan Penerbit Buku Kompas ini juga dilengkapi dengan puluhan foto-foto eksklusif yang menangkap sosok Sjahrir dalam berbagai kegiatannya.

Sambutan positif mengenai peluncuran buku ini juga datang dari budayawan dan rohaniwan Romo Franz Magnis Suseno. Meski tidak banyak mengenal sosok Sjahrir, ia memandang Sjahrir sebagai tokoh pejuang dengan rasa kemanusiaan yang tinggi. Pengajar di STF Driyarkara ini memandang Sjahrir sebagai sosok pemimpin yang tidak haus kekuasaan.

"Kelemahan sekaligus kelebihan Sjahrir adalah dia tidak menggunakan kekuatan dengan menghimpun massa. Dia tidak haus kekuasaan," ujarnya. 

Sjahrir, sebut dia, merupakan tokoh pejuang yang sangat memerhatikan kemanusiaan. Di era sekarang ini, ungkapnya, sosok Sjahrir amat menjadi contoh sebagai pemimpin yang tidak mementingkan kepentingan kelompok. "Dia tidak memberi janji-janji politis yang murahan. Terbukti dalam perjalanan politiknya, dia tidak mencari dukungan meski akhirnya dia kalah dalam Pemilu 1955," tuntasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dukung Prabowo-Gibran, PKB Pastikan Tak Bakal Rusak Soliditas Koalisi Indonesia Maju

Dukung Prabowo-Gibran, PKB Pastikan Tak Bakal Rusak Soliditas Koalisi Indonesia Maju

Nasional
Senada dengan Nasdem, PKB Anggap Hak Angket Kecurangan Pemilu Kian Sulit Diwujudkan

Senada dengan Nasdem, PKB Anggap Hak Angket Kecurangan Pemilu Kian Sulit Diwujudkan

Nasional
Usai Dukung Prabowo-Gibran, Nasdem dan PKB Bilang Timnas Amin ‘Bubar’

Usai Dukung Prabowo-Gibran, Nasdem dan PKB Bilang Timnas Amin ‘Bubar’

Nasional
MK Sidangkan Sengketa Pileg 2024 Mulai 29 April, Sehari Puluhan Perkara

MK Sidangkan Sengketa Pileg 2024 Mulai 29 April, Sehari Puluhan Perkara

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PKS: Pak Surya Paling Cantik Bermain Politik

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PKS: Pak Surya Paling Cantik Bermain Politik

Nasional
Penghormatan Terakhir PDI-P untuk Tumbu Saraswati...

Penghormatan Terakhir PDI-P untuk Tumbu Saraswati...

Nasional
Idrus Sebut Ada Posisi Strategis yang Ditawarkan jika Jokowi Masuk Golkar; Ketua Umum hingga Ketua Dewan Pembina

Idrus Sebut Ada Posisi Strategis yang Ditawarkan jika Jokowi Masuk Golkar; Ketua Umum hingga Ketua Dewan Pembina

Nasional
CSIS: Jumlah Caleg Perempuan Terpilih di DPR Naik, tapi Sebagian Terkait Dinasti Politik

CSIS: Jumlah Caleg Perempuan Terpilih di DPR Naik, tapi Sebagian Terkait Dinasti Politik

Nasional
Cak Imin Titip 8 Agenda Perubahan ke Prabowo, Eks Sekjen PKB: Belum 'Move On'

Cak Imin Titip 8 Agenda Perubahan ke Prabowo, Eks Sekjen PKB: Belum "Move On"

Nasional
CSIS: Caleg Perempuan Terpilih di Pemilu 2024 Terbanyak Sepanjang Sejarah sejak Reformasi

CSIS: Caleg Perempuan Terpilih di Pemilu 2024 Terbanyak Sepanjang Sejarah sejak Reformasi

Nasional
Prabowo-Gibran Disarankan Terima Masukkan Masyarakat saat Memilih Menteri, daripada 'Stabilo KPK'

Prabowo-Gibran Disarankan Terima Masukkan Masyarakat saat Memilih Menteri, daripada "Stabilo KPK"

Nasional
CSIS: Caleg Terpilih yang Terindikasi Dinasti Politik Terbanyak dari Nasdem, Disusul PDI-P

CSIS: Caleg Terpilih yang Terindikasi Dinasti Politik Terbanyak dari Nasdem, Disusul PDI-P

Nasional
MK Registrasi 297 Sengketa Pileg 2024

MK Registrasi 297 Sengketa Pileg 2024

Nasional
CSIS: 138 dari 580 Caleg Terpilih di DPR Terasosiasi Dinasti Politik

CSIS: 138 dari 580 Caleg Terpilih di DPR Terasosiasi Dinasti Politik

Nasional
Idrus Marham Dengar Kabar Golkar Dapat 5 Kursi Menteri dari Prabowo

Idrus Marham Dengar Kabar Golkar Dapat 5 Kursi Menteri dari Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com