JAKARTA, KOMPAS.com — Massa dari Pemuda Cinta Tanah Air (Pecat) berencana menggelar aksi teatrikal dengan seekor kerbau di Bundaran HI, Jakarta, Rabu (3/1/2010). Namun, kerbau yang sempat membuat Presiden Yudhoyono tersinggung itu ternyata tidak bisa dihadirkan karena dijegal pihak kepolisian di perbatasan Jakarta. Pada tubuh kerbau ada semprotan cat putih bertulisan "SiBuYa".
Menurut koordinator aksi Pecat, Yosep Rizal, kerbau yang didatangkan dari wilayah Bekasi, Jawa Barat, itu dijegal polisi di perbatasan Jakarta dan Jawa Barat, daerah Pangkalan Jati, karena dianggap mengganggu ketertiban umum.
"Saya sudah telpon teman saya yang bawa kerbau itu, katanya dijegal sama aparat kepolisian di daerah Kalimalang, dekat lampu merah yang ada tamannya (Pangkalan Jati)," kata Yosef Rizal di Bundaran HI, Jakarta, Rabu.
Yosep, yang biasa bekerja sebagai penulis lepas, mengaku sangat kecewa dengan tindakan kepolisian. "Kami tidak mengerti alasannya. Katanya mengganggu ketertiban umum. Pelarangan kerbau itu mengekang ekspresi masyarakat. Kami sangat kecewa," ungkapnya.
Ia mengaku deg-degan jika benar kerbau tersebut disita polisi karena ia harus mengganti harga satu ekor kerbau sekitar Rp 15 juta. "Dari mana saya punya uang sebanyak itu. Itu, kan, kerbau teman," ungkapnya.
Kerbau yang dibawa ke Bundaran HI pada aksi 28 Januari itu berasal dari Pejagalan, Jakarta Timur. Namun, Yosef juga mendapat kabar bahwa kerbau tersebut tidak bisa digunakan karena dijegal polisi. Untuk itu, ia mengambil kerbau dari temannya di Bekasi dengan hanya membayar uang transportasi. "Cuma ganti uang transport, sekitar Rp 200 ribu," katanya.
Karena tidak bisa menghadirkan kerbau, Yosef dan teman-temannya tidak kehilangan akal. Mereka pun langsung menggelar aksi teatrikal dengan menyapu beberapa selebaran bergambar foto Presiden. Bahkan, massa sempat membakar selebaran tersebut. "Ini adalah simbol bahwa pemerintahan ini sudah kotor, makanya harus dibersihkan dengan sapu. Jika tidak, pemerintahan seperti ini justru membuat penderitaan rakyat semakin bertambah," teriak Yosef.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.