Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dituduh "Maling", "Malas", dan "Bodoh", Presiden Tersinggung

Kompas.com - 02/02/2010, 12:22 WIB

CIPANAS, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tampaknya tersinggung dengan pernyataan dan ulah para peserta aksi demo besar yang terjadi pada 28 Januari 2010 di Jakarta dan sejumlah daerah lainnya.

Pasalnya, dalam aksi demo tersebut, selain muncul pernyataan melalui pengeras suara yang sangat keras seperti "SBY maling, Boediono maling, dan menteri maling", juga ada yang membawa kerbau untuk menggambarkan dirinya dengan "badan besar dan malas". Ada pula foto-foto dirinya dan pejabat lain yang dibakar dan diinjak-injak.  

Oleh sebab itu, pada saat memberikan pengantar pada pembukaan rapat kerja pemerintah dengan semua menteri dan para gubernur se-Indonesia di Istana Kepresidenan di Cipanas, Cianjur, Jawa Barat, Selasa (2/2/2010) pagi, Presiden menginstruksikan agar persoalan ini dibahas bersama agar mendapatkan jalan keluar yang terbaik.

"Tolong dibahas dan diberi masukan, apakah unjuk rasa beberapa hari lalu di negara Pancasila, yang konon memiliki budaya, nilai dan peradaban yang baik, apakah harus seperti itu? Tanpa mengganggu demokrasi itu sendiri, kebebasan dan ekspresi dan sebagainya," tanya Presiden.

Menurut Presiden, pembahasan soal itu dilakukan agar semua pihak dapat menyelamatkan demokrasi, budaya, dan peradaban di Indonesia. Sebab, dunia menyaksikan aksi tersebut dengan teknologi yang canggih.
 
"Pembahasan itu bukan untuk memasung demokrasi. Demokrasi itu bagian dari reformasi kita, cita-cita kita. Namun, buatlah demokrasi yang bermartabat, demokrasi yang tertib dan mendorong kebersamaan dan kesatuan kita," lanjut Presiden.
 
Presiden kemudian memberikan contoh, "Saya memahami, akan tetapi banyak orang yang memberikan masukan yang menggelitik, 'Pak SBY apa ya cocok dengan loudspeaker yang keras lalu berteriak-teriak SBY maling, Boediono maling, dan menteri maling', dan tidak bisa diapa-apakan."

Lalu ditambahkan lagi oleh Presiden, "Ada yang bawa kerbau, 'SBY badannya besar, malas dan bodoh seperti kerbau'. Apa itu ekspresi kebebasan dan demokrasi? Juga foto diinjak-injak dan dibakar di mana-mana dan di daerah," ungkap Presiden lagi. 

Saat memberikan pengarahan, hadir seluruh menteri, gubernur, staf khusus dan sebagian Dewan Pertimbangan Presiden, pimpinan LPND, seperti Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional Muladi, Kapolri, Panglima TNI, dan Jaksa Agung, serta pejabat pelaksana tugas pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Tumpak Haturongan Panggabean, dan penjabat gubernur Bank Indonesia (BI), Deputi Gubernur Senior BI Darmin Nasution.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

Nasional
Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Nasional
Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Nasional
Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nasional
Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Nasional
Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Ide "Presidential Club" Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Nasional
Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Nasional
BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

Nasional
Luhut Ingatkan soal Orang 'Toxic', Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Luhut Ingatkan soal Orang "Toxic", Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Nasional
Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Nasional
[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

Nasional
Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Nasional
Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com