Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baiknya, Kapolri dan Jaksa Agung Pun Mundur

Kompas.com - 05/11/2009, 12:43 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Sekitar 100 massa dari berbagai organisasi di Yogyakarta yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat untuk KPK (AMUK), mulai pukul 09.30, Kamis (5/11), berunjuk rasa di Perempatan Kantor Pos Besar Yogyakarta. Mereka prihatin dengan penegakan hukum yang terjadi saat ini.

Keputusan Polri yang tidak melakukan penahanan terhadap Anggodo Widjojo juga membuat mereka makin geram. Pengunjuk rasa meminta Kepala Polri dan Jaksa Agung mundur dari jabatannya karena tidak bisa melakukan penegakan hukum sesuai harapan rakyat.

Massa yang berunjuk rasa, antara lain, berasal dari Pusat Kajian Antikorupsi (PuKAT) Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Lembaga Bantuan Hukum Yogyakarta, Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi) Yogyakarta, mahasiswa, nasabah korban Bank Century di Yogyakarta, dan sejumlah lembaga swadaya masyarakat di Yogyakarta.

Para pengunjuk rasa menilai penegakan hukum di Indonesia sudah sedemikian bobrok. Direktur PuKAT Zainal Arifin Mochtar, dalam orasinya, menilai dua lembaga penegak hukum kepolisian dan kejaksaan bisa begitu mudah dipermainkan oleh seorang cukong. "Yang membuat heran, mengapa pimpinan di kedua lembaga itu tidak mengambil sikap," ujarnya.

Zainal juga menyesalkan sikap polisi yang sama sekali tidak menanggapi rekomendasi tim independen pencari fakta, terutama untuk menonaktifkan Susno Duadji.

Mantan Ketua Lembaga Ombudsman Swasta Yogyakarta Budi Wahyuni menilai sudah saatnya Kepala Polri dan Jaksa Agung mundur. Mereka harus sportif. "Saya menilai, paling tidak mereka terbukti tidak mampu mengkoordinasikan bawahannya," jelas Budi.

Selain orasi, menggelar poster dan spanduk, serta mengenakan pita hitam, pada kesempatan ini pengunjuk rasa juga mengenakan kalung roti berbentuk buaya sebagai lambang ketidakpercayaan pada institusi kepolisian. Rencananya, aksi yang lebih besar akan digelar kembali 10 November nanti.

Sementara itu, Peradi Yogyakarta sudah sejak lama merasa gelisah. Para advokat risih dan geram melihat perkembangan penegakan hukum dan keadilan yang semakin jauh dari apa yang dicita-citakan bersama. Peradi juga meminta kepolisian, kejaksaan, pengadilan, serta profesi advokat untuk bekerja profesional dan berpegang pada etika profesi masing-masing.

"Karena itu, sudah saatnya kasus KPK dijadikan momentum reformasi dalam institusi, serta visi dan misi penegak hukum, baik yang di pusat maupun daerah sekalipun," ujar Nur Ismanto dari Peradi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

Nasional
Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Nasional
Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Nasional
Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Nasional
PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

Nasional
KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com