Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumah Budaya Tembi Gelar Musik Sa'unine

Kompas.com - 20/05/2009, 12:05 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS.com--Rumah Budaya Tembi (RBT) di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dalam memperingati hari jadinya kesembilan akan mementaskan grup musik "Sa’unine String Orchestra" di pendapa RBT Jalan Parangtritis km 8,5 Bantul, Jumat (22/5).

Ketua Yayasan RBT, Nuranto di Yogyakarta, Selasa menyebutkan grup musik-sastra "Satitahe" juga akan tampil pada malam itu dengan membawakan sejumlah lagu yang diciptakan dari puisi.

Ia mengatakan grup musik Sa’unine String Orchestra adalah kelompok orkes gesek yang didirikan pada 1992.

Makna kata Sa’unine (Bahasa Jawa, red) dalam Bahasa Indonesia yaitu asal berbunyi. "Namun, bukan berarti musik yang dimainkan hanya asal membunyikan instrumen musik, melainkan lebih mengutamakan pada usaha mengeksploitasi segala bunyi yang dapat dihasilkan dari instrumen musik gesek," katanya.

Menurut dia, sejak awal berdirinya Sa’unine String Orchestra disamping sebagai kelompok untuk berlatih ensamble musik, juga bertujuan untuk memasyarakatkan bentuk kelompok musik string orchestra.

Sedangkan grup musik-sastra Satitahe, kata Nuranto merupakan kelompok baru yang anggotanya dari kelompok serta simpatisan "Sastro Moeni", kelompok musik yang pada awal berdirinya sebagian besar personelnya mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.

"Pada Jumat malam nanti, Satitahe akan menampilkan musikalisasi puisi dengan tema lingkungan," katanya.

Sementara itu, mengenai Rumah Budaya Tembi, menurut dia, merupakan satu lembaga yang bergerak di bidang kebudayaan dengan visi "masa laloe selaloe aktoeal", yang berdiri pada 20 Mei 2000.

Berbagai kegiatan yang selama ini digelar oleh RBT di antaranya pameran seni rupa, pentas seni tradisi dan modern, diskusi, publikasi serta penerbitan buku dan majalah/website www.tembi.org.

"Website itu setiap hari selalu di-up date, terutama mengenai peristiwa kebudayaan dan simbol-simbol budaya yang ada di Yogyakarta," katanya.

Ia mengatakan pada ulang tahun ke-9 RBT, tema yang diangkat dari satu kultur Jawa, dan dikenal dalam kosa kata Bahasa Jawa yaitu "urip lan nguripi".

Menurut Nuranto, kata tersebut kalau diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia berbunyi "hidup dan menghidupi". Namun, nuansa problematiknya jika diterjemahkan tidak terangkat.

"Kami sengaja mengangkat tema dengan Bahasa Jawa pada ulang tahun kali ini, karena menurut kami nuansa Jawa lebih kena untuk merespon persoalan masyarakat dan bangsa yang semakin kompleks," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com