Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rekrutmen Caleg seperti Rekrutmen TKI

Kompas.com - 28/02/2009, 12:49 WIB

JAKARTA, SABTU — Pemilu legislatif menyisakan 39 hari lagi. Kualitas caleg yang berlaga kembali dipertanyakan. Banyaknya partai politik yang menjadi peserta pemilu, dinilai sebagai salah satu faktor yang melemahkan perekrutan caleg yang berkualitas dan menjanjikan. Saat proses rekrutmen beberapa bulan lalu, publik dikagetkan dengan banyaknya artis yang berbondong-bondong berburu kursi Dewan.

Budayawan Ridwan Saidi mengkritisi, proses rekrutmen caleg dipandangnya sama dengan rekrutmen tenaga kerja Indonesia (TKI) yang akan dikirim ke luar negeri.

"Sistem rekrutmen partai itu sama seperti rekrutmen Depnaker. Sepertinya begitu mudah jadi caleg. Ada partai yang malah bikin iklan, rekrutmen terbuka, siapa yang mau jadi caleg boleh mendaftar. Ini kan sama saja kayak rekrutmen TKW yang mau dikirim ke Timur Tengah," ujar Ridwan, dalam diskusi "Kualitas Caleg", di Jakarta, Sabtu (28/2).

Ia mengatakan, mereka yang maju sebagai caleg seharusnya merupakan kader yang sudah dipersiapkan secara matang oleh partai. "Virtual state rakyat dirusak oleh caleg yang direkrut dengan model TKW itu," ujarnya.

Sekjen Forum Masyarakat Pemantau Parlemen Indonesia (Formappi) Sebastian Salang berpendapat, pemilu tahun ini mencerminkan situasi yang semakin crowded, baik dari proses seleksi maupun persiapannya. Partai-partai dinilai tidak siap menyediakan jumlah caleg yang disyaratkan.

"Ada partai yang tidak siap, hanya menyediakan 50 calon untuk dipilih. Salah satunya, karena banyaknya partai yang mereka sendiri tidak siap. Padahal, bicara kualitas caleg, tergantung pada proses seleksi parpol. Kalau parpol gagal, maka rakyat disuguhkan caleg dengan kualitas yang terbatas," kata Sebastian.

Masalahnya, ia meragukan apakah masyarakat mampu melihat caleg yang berkualitas.

Salah satu caleg asal PAN, Ade Daud Nasution, mencoba mengonter pernyataan dua pengamat itu. Ia mengatakan, dengan sistem suara terbanyak, masyarakat akan bisa melihat siapa calon yang berkualitas. Sebab, berapa pun nomor urutnya, bisa mendapatkan peluang yang sama.

"Dengan suara terbanyak, nanti akan kelihatan siapa yang berkualitas. Karena kemenangan tidak lagi ditentukan parpol, tapi kembali ke kualitas caleg," ujar Ade.

Namun, menurut Sebastian, sistem yang tidak diikuti dengan kesiapan partai, mengakibatkan penempatan caleg terkesan asal-asalan. Dengan demikian, banyak caleg yang ditempatkan di dapil yang tidak memiliki keterikatan dengan daerah yang diwakilinya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Nasional
Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Nasional
Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Nasional
KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

Nasional
KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

Nasional
Abaikan PDI-P, MPR: Tak Ada Alasan untuk Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Abaikan PDI-P, MPR: Tak Ada Alasan untuk Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Nasional
Pemerintah Tegaskan Tak Ragu Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

Pemerintah Tegaskan Tak Ragu Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
Tangani ODGJ di Sumba Timur, Mensos Risma Minta Pemda dan Puskesmas Lakukan Ini

Tangani ODGJ di Sumba Timur, Mensos Risma Minta Pemda dan Puskesmas Lakukan Ini

Nasional
Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club', Jokowi Usul Pertemuannya Dua Hari Sekali

Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club", Jokowi Usul Pertemuannya Dua Hari Sekali

Nasional
Kelakar Hakim MK saat PKB Ributkan Selisih 1 Suara: Tambah Saja Kursinya...

Kelakar Hakim MK saat PKB Ributkan Selisih 1 Suara: Tambah Saja Kursinya...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com