Laporan Wartawan Kompas Suhartono
JAKARTA, RABU — Pasukan Pengamanan Kepresidenan (Paspampres) akan meningkatkan kewaspadaan. Peningkatan kewaspadaan itu bukan hanya pascaperistiwa penusukan yang dilakukan mantan prajurit TNI AL, Kopral Kepala (Kopka) Hadi Yulianto, di depan Istana Merdeka.
Hal itu disampaikan Kepala Biro Pers dan Media Massa Rumah Tangga Keperesidenan, DJ Nachrowi, Rabu (31/12) siang ini menjelang acara konferensi pers Presiden SBY di Gedung Departemen Keuangan, Jakarta.
"Tentu, peningkatan kewaspadaan akan selalu dilakukan oleh Paspampres. Akan tetapi, itu bukan karena peristiwa tadi, melainkan setiap saat Paspampres selalu meningkatkan kewaspadaannya," ujar Nachrowi.
Nachrowi juga membantah bahwa pelaku telah menusuk, tetapi melakukan perlawanan saat akan dicegah petugas memasuki Istana Merdeka Jakarta.
"Jadi bukan ditusuk, tetapi melawan sehingga pangkal lengan kiri Prajurit Dua (Prada) David Haryadi, anggota Batalyon Kawal Paspampres tergores. Memang, korban sempat diobati di Pos Kesehatan Istana, tetapi sekarang sudah sehat kembali, sedangkan pelaku sekarang ditahan di Polda Metro Jaya," tambahnya.
Nachrowi menjelaskan, kronologis kejadian berawal dari Kopka Hadi Mulyanto yang terlihat berlari dari gedung MA menuju depan Istana Merdeka. "Karena kelihatan mau masuk, akhirnya dicegah. Namun, karena dia menghunus pisau komando, dia melukai Prada David. Insiden itu terjadi pukul 8.45," lanjutnya.
Dikatakan Nachrowi, pelaku yang kemudian kabur ke arah Monas akhirnya ditangkap massa. "Setelah dimintai keterangan, ternyata pelaku pensiunan TNI AL Jawa Timur. Ia diduga stres berat. Tahun 1995 pernah dirawat di RS Mintohardjo. Belakangan ini, istri pelaku juga meminta cerai sehingga ia menjadi stres berat," ujar Nachrowi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.