Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Detik-Detik Eksekusi Amrozi Dkk

Kompas.com - 10/11/2008, 06:27 WIB

Laporan Wartawan Persda Network Yulis Sulityawan

CILACAP, SENIN - Prosesi eksekusi pelaku Bom Bali I yang meledak 12 Oktober 2002, menewaskan 202 orang, terdiri atas 164 orang asing dan 38 orang Indonesia, serta melukai 209 orang dimulai Sabtu (8/11) larut malam. Tepat pukul 23:00 WIB, jaksa eksekutor didampingi tim petugas medis dan petugas Lapas dengan dikawal Brimob menjemput ketiga terpidana yang ditempatkan di sel isolasi Super Maximum Security (SMS) LP Batu, Nusakambangan.

Personel Detasemen Khusus (Densus) 88 Polri yang sudah disiapkan mengantisipasi ketiga terpidana mati ini mengamuk, pada saat ekeskusi itu tidak dilibatkan. Alasannya, Abdul Aziz alias Imam Samudra, Ali Gufron alias Mukhlas, dan Amrozi begitu tenang menghadapi ajal.

Tidak ada perlawanan, teriakan maupun luapan emosi dari tiga terpidana. Kepala Bidang Pembinaan LP Batu yang bertugas memanggil ketiga terpidana dari dalam sel. Seperti anak penurut, ketiga terpidana ini keluar dari sel. "Mereka begitu tenang," ujar seorang saksi mata yang mengikuti persiapan hingga selesainya pelaksanaan eksekusi.

Di depan sel, terlihat jaksa eksekutor yang dipimpin Kepala Kejaksaan Tinggi Bali, tim medis, ulama dari MUI Cilacap, dan regu pengawal dari Brimob. Tanpa perlu dibentak, ketiga terpidana mati ini menyodorkan tangannya untuk diborgol dengan posisi tangan di depan. Ketika kain penutup mata hendak dipasangkan, mereka menolak. Mereka memilih ditembak dengan mata melihat, menatap para eksekutor. "Jadi mereka berjalan dengan mata terbuka dari LP Batu sampai tempat eksekusi," lanjutnya.

Enam mobil patroli milik polisi setengah pikap karena bagian belakang terbuka dengan sistem gardan ganda, yakni jenis Toyota Strada warna hitam, sudah siap menunggu. Ketiga terpidana lalu dimasukkan dalam mobil terpisah.

Posisinya, di kabin depan, ada sopir dan pengawal duduk bersebelahan. Di kabin tengah, Amrozi diapit dua anggota Brimob dengan senjata larasa panjang berpeluru lengkap. Dan bagian belakang yang berbentuk bak terbuka, tiga personel brimob bersenjata lengkap mengawal dari belakang. Begitu pula dengan Imam Samudera, dan Mukhlas yang berada di mobil kedua dan ketiga, mereka dikawal masing-masing enam Brimob bersenjata lengkap.

Mobil keempat mengangkut berisi tiga orang tim jaksa eksekutor yang terdiri atas seorang dari Kejaksaan Agung, Kejaksaaan Tinggi Bali, dan Kejaksaan Negeri  Cilacap. Mobil kelima memuat dua rohaniawan atau ulama dari MUI Cilacap. Mobil keenam berisi tim medis.

Perjalanan dari LP Batu menuju Bukit Nirbaya, ditempuh dalam waktu setengah jam. Maklum, kawasan Nusakambangan sejak Sabtu dari pukul 19.00-21.00 WIB diguyur hujan deras. Ditambah lagi, jalanan menuju Bukit Nirbaya dalam kondisi rusak.

Sesampai di Bukit Nirbaya, ketiga terpidana, jaksa eksekutor, rohaniawan dan tim medis turun dari mobil. Amrozi, Imam Samudera dan Mukhlas, masing-masing dikawal enam Brimob.Amrozi Cs tetap berjalan dengan mata terbuka dan tangan diborgol. Perjalan ditempuh dalam waktu lima menit.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Nasional
Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Nasional
Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com