Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taufik: Koalisi PDIP-Golkar Bukan untuk Menghambat SBY-JK

Kompas.com - 27/08/2008, 05:30 WIB

JAKARTA, RABU - Wacana koalisi yang didengungkan PDIP dengan menggandeng Partai Golkar tidak dimaksudkan untuk menghambat terbentuknya kembali koalisi Partai Golkar-Partai Demokrat untuk mengusung kembali pasangan SBY-JK.Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla sebagai presiden dan wapres di Pilpres 2009.

Hal itu ditegaskan Ketua Dewan Pertimbangan Pusat PDIP, Taufik Kiemas di Jakarta, Selasa (26/8). "Nggak sampai begitu lah. Kita lebih memikirkan bangsa ini daripada pribadi-pribadi," ujar Taufik Kiemas usai menghadiri acara diskusi yang diselenggarakan DPP PKS bertajuk nasionalisme di tengah arus perubahan di Hotel Sahid, Jakarta, Selasa (26/8).

Suami Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri ini menegaskan bahwa PDIP masih membuka peluang koalisi dengan partai mana pun. Namun, lanjut Taufik, wacana koalisi yang berkembang, termasuk dengan Partai Golkar baru sebatas pembicaraan pada level parpol untuk menyamakan visi. "Jadi kami belum membicarakan orangnya, baru membicarakan partai untuk menyamakan visi parpol ini bagaimana," katanya.

Menurut Taufik, menyamakan visi tersebut adalah terkait perencanaan masing-masing parpol dari awal bagaimana. Ia mengatakan, wacana koalisi tersebut harus dibicarakan sekarang, karena menurutnya tidak mungkin parpol-parpol berkumpul untuk membicarakan koalisi setelah penyelenggaraan Pemilihan Umum.

"Kalau sudah Pemilu baru berkumpul itu bicarakan kedudukan, bukan bicara konsep buat rakyat. Kalau sekarang partai mau menang, bagaimana rakyat itu senang, dengan cara apa," sambung dia.

Seperti diberitakan, wacana koalisi kebangsaan antara Partai Golkar dan PDIP kembali menggema di acara Silaturrahmi Dewan Penasihat Nasional (Silatnas) Partai Golkar di Jakarta, Senin (25/8). Dalam acara itu, Taufik melontarkan keinginan berkoalisi. Menurutnya, koalisi dua partai nasionalis tersebut harus dibangun sebelum Pemilu 2009.

Lalu, apa makna dibalik kedatangan dirinya ke acara DPP PKS tersebut? Taufik mengelak jika kehadirannya dimaknai untuk menjalin koalisi dengan PKS. Menurutnya, acara yang juga dihadiri Sri Sultan Hamengku Buwono X itu bukanlah antara PKS dan PDIP. "Tetapi antara PKS dan semua tokoh," ujarnya.

Taufik yang mengaku hadir ke acara itu karena diundang Zulkieflimansyah, anggota DPP PKS.

Taufik Kiemas juga hanya menjawab datar saat ditanya kemungkinan PDIP menggandeng mantan presiden PKS, Hidayat Nurwahid sebagai pendamping Megawati dalam Pilpres 2009. Ia menyebut belum mempertimbangkan ke arah 'meminang' Hidayat. "Intinya semua pihak harus bicara dulu lah," sambung dia. (Had)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com