JAKARTA, RABU - Jenazah SK Trimurti, wartawan tiga jaman, yang wafat 20 Mei 2008 pukul 18.20 karena pendarahan lambung saat ini diberangkatkan dari Rumah Duka RSPAD Gatot Subroto menuju Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan.
Jenazah diberangkatkan dengan mobil Volvo warna hitam sekitar pukul 10.00, dilepas dengan upacara militer yang dipimpin Brigjen TNI Budiono. Sebelumnya, beberapa tamu terlihat melayat Trimurti di RSPAD, di antaranya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Menteri Sekretaris Negara Hatta Rajasa, Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo, dan sastrawan Taufik Ismail.
Soerastri Karma Trimurti (lahir 11 Mei 1912) atau lebih dikenal dengan SK Trimurti adalah seorang wartawati, penulis, pengajar, dan istri dari Sayuti Melik, pengetik naskah Proklamasi. Ia dilahirkan dari pasangan Salim Banjaransari Mangunsuromo dan Saparinten binti Mangunbisomo, dan pernah menjabat sebagai menteri dalam Kabinet Amir Sjarifuddin I dan Kabinet Amir Sjarifuddin II.
Pada masa mudanya, ia berkecimpung di dunia pendidikan sebagai guru di Sekolah Dasar Khusus Putri di Surakarta dan Banyumas, serta di Perguruan Rakyat, Bandung. Selain itu beliau juga terlibat dalam kegiatan politik sebagai kader Partindo.
Karena menyebarkan pamflet antipenjajah, SK Trimurti dipenjara oleh Belanda pada tahun 1936 di Penjara Wanita di Bulu, Semarang. Beliau tidak diperbolehkan lagi mengajar, lalu bekerja di sebuah percetakan. Di sini beliau mulai aktif menjadi wartawati dan menulis di majalah Pikiran Rakyat, Pesat, Bedug, dan Genderang dengan nama samaran Karma atau Trimurti.
Pada tahun 1938 Trimurti menikah dengan Sayuti Melik dan mereka bersama-sama berjuang. Namun, karena tulisan-tulisannya dianggap membahayakan pemerintahan kolonial, Trimurti dipenjarakan lagi oleh Belanda tahun 1939-1943.
Pada masa awal kemerdekaan, beliau diangkat menjadi Menteri Perburuhan di dalam Kabinet Amir Sjarifuddin I dan Kabinet Amir Sjarifuddin II. Setelah itu beliau diangkat menjadi anggota Dewan Nasional RI. Ia juga melanjutkan kuliahnya di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia dan tamat tahun 1960. Pada 1962-1964, SK Trimurti diutus Pemerintah RI ke Yugoslavia untuk mempelajari Worker's Management, dan ke negara-negara sosialis lainnya di Eropa untuk mengadakan studi perbandingan mengenai sistem ekonomi. Karena dedikasinya pada perburuhan, SK Trimurti diangkat sebagai anggota dewan pimpinan Yayasan Tenaga Kerja Indonesia (YTKI).
Atas jasanya merintis kemerdekaan, Presiden RI Soekarno menganugerahkan Bintang Mahaputra Tingkat V kepadanya. Dari perkawinan dengan Sayuti Melik lahir dua orang putra bernama Moesafir Karma Boediman (MK Boediman) dan Heru Baskoro. (C5-08)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.