Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jenazah SK Trimurti Diberangkatkan ke TMP Kalibata

Kompas.com - 21/05/2008, 10:18 WIB

JAKARTA, RABU - Jenazah SK Trimurti, wartawan tiga jaman, yang wafat 20 Mei 2008 pukul 18.20 karena pendarahan lambung saat ini diberangkatkan dari Rumah Duka RSPAD Gatot Subroto menuju Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan.

Jenazah diberangkatkan dengan mobil Volvo warna hitam sekitar pukul 10.00, dilepas dengan upacara militer yang dipimpin Brigjen TNI Budiono. Sebelumnya, beberapa tamu terlihat melayat Trimurti di RSPAD, di antaranya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Menteri Sekretaris Negara Hatta Rajasa, Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo, dan sastrawan Taufik Ismail.

Soerastri Karma Trimurti (lahir 11 Mei 1912) atau lebih dikenal dengan SK Trimurti adalah seorang wartawati, penulis, pengajar, dan istri dari Sayuti Melik, pengetik naskah Proklamasi. Ia dilahirkan dari pasangan Salim Banjaransari Mangunsuromo dan Saparinten binti Mangunbisomo, dan pernah menjabat sebagai menteri dalam Kabinet Amir Sjarifuddin I dan Kabinet Amir Sjarifuddin II.

Pada masa mudanya, ia berkecimpung di dunia pendidikan sebagai guru di Sekolah Dasar Khusus Putri di Surakarta dan Banyumas, serta di Perguruan Rakyat, Bandung. Selain itu beliau juga terlibat dalam kegiatan politik sebagai kader Partindo.

Karena menyebarkan pamflet antipenjajah, SK Trimurti dipenjara oleh Belanda pada tahun 1936 di Penjara Wanita di Bulu, Semarang. Beliau tidak diperbolehkan lagi mengajar, lalu bekerja di sebuah percetakan. Di sini beliau mulai aktif menjadi wartawati dan menulis di majalah Pikiran Rakyat, Pesat, Bedug, dan Genderang dengan nama samaran Karma atau Trimurti.

Pada tahun 1938 Trimurti menikah dengan Sayuti Melik dan mereka bersama-sama berjuang. Namun, karena tulisan-tulisannya dianggap membahayakan pemerintahan kolonial, Trimurti dipenjarakan lagi oleh Belanda tahun 1939-1943.

Pada masa awal kemerdekaan, beliau diangkat menjadi Menteri Perburuhan di dalam Kabinet Amir Sjarifuddin I dan Kabinet Amir Sjarifuddin II. Setelah itu beliau diangkat menjadi anggota Dewan Nasional RI. Ia juga melanjutkan kuliahnya di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia dan tamat tahun 1960. Pada 1962-1964, SK Trimurti diutus Pemerintah RI ke Yugoslavia untuk mempelajari Worker's Management, dan ke negara-negara sosialis lainnya di Eropa untuk mengadakan studi perbandingan mengenai sistem ekonomi. Karena dedikasinya pada perburuhan, SK Trimurti diangkat sebagai anggota dewan pimpinan Yayasan Tenaga Kerja Indonesia (YTKI).

Atas jasanya merintis kemerdekaan, Presiden RI Soekarno menganugerahkan Bintang Mahaputra Tingkat V kepadanya. Dari perkawinan dengan Sayuti Melik lahir dua orang putra bernama Moesafir Karma Boediman (MK Boediman) dan Heru Baskoro. (C5-08)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com