Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Istana Bantah Jokowi ke Kopi Tuku Terkait Isu Boikot Starbucks

Kompas.com - 04/07/2017, 16:32 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Istana membantah kedatangan Presiden Joko Widodo ke Kedai Kopi Tuku berkaitan dengan isu boikot terhadap produk kedai waralaba Starbucks.

"Kedatangan Presiden ke Kopi Tuku tidak ada hubungannya ya dengan (isu) boikot terhadap Starbucks. Hanya saja memang waktunya berbarengan," ujar Kepala Kantor Staf Presiden Teten Masduki di kantornya, Selasa (4/7/2017).

Kedatangan Presiden Jokowi ke Kedai Kopi Tuku yang terletak di bilangan Cipete, Jakarta Selatan tersebut sebagai bentuk dukungan pemerintah terhadap pengembangan produk lokal sekaligus usaha mikro, kecil dan menengah.

"Kalau Presiden ke Tuku Kopi itu, justru ingin melihat ada potensi usaha kecil brand Indonesia dengan produk lokal. Potensi ekonominya itu sangat besar kalau skala mereka kita naikkan," ujar Teten.

"Saya sudah bertemu dengan Presiden dan beliau bilang kopi itu memang enak, harganya kompetitif. Pak Presiden melihat, 'wah ini potensi ekonomi nasional yang besar'," kata dia.

Apalagi, Teten melanjutkan, kualitas serta cita rasa kopi Indonesia telah dikenal luas oleh mancanegara.

Di tengah ekonomi dunia yang lesu, Jokowi pun yakin, dengan pengemasan yang tepat, usaha kopi lokal bakal maju dan bisa mengalahkan kedai kopi brand luar negeri yang selama ini mendominasi pasar.

Dengan demikian, industri pengolahan kopi pun berkontribusi ke pertumbuhan ekonomi nasional.

Pada Minggu (2/7/2017) siang lalu, Presiden Jokowi dan keluarga mengunjungi Kedai Kopi Tuku. Jokowi beserta keluarga menjatuhkan pilihannya ke "kopi susu tetangga".

"Pak Presiden tadi memilih kopi susu tetangga yang hot," ujar pemilik kedai kopi, Andanu Prasetyo kepada Kompas.com.

(Baca: Di Kedai Tuku, Jokowi Pesan "Kopi Susu Tetangga")

Kopi yang digunakan adalah campuran dari gilingan kopi Aceh, Garut dan Flores, kemudian dicampur susu dan gula aren.

"Kopinya sendiri menggunakan racikan khusus. Jadi, ketika disangrai, ada waktu tertentunya, sampai pada kualitas tertentu yang menurut kami maksimal rasanya," ujar dia.

Menu kopi susu tetangga seharga Rp 18.000 tersebut, lanjut Andanu, memang cukup populer di kalangan pengunjung.

(Baca juga: Beli Kopi Susu, Jokowi Apresiasi Pengusaha yang Kembangkan Produk Lokal)

Kompas TV Presiden Joko Widodo mengisi akhir pekan dengan "ngopi" di kedai kopi Tuku.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Menko Polhukam Harap Perpres 'Publisher Rights' Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Menko Polhukam Harap Perpres "Publisher Rights" Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Nasional
Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Nasional
Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Nasional
Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Nasional
Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Nasional
KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

Nasional
Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Nasional
Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Nasional
Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Nasional
PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

Nasional
Tanggapi Ide 'Presidential Club' Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Tanggapi Ide "Presidential Club" Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Nasional
6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

Nasional
Budiman Sudjatmiko: Bisa Saja Kementerian di Era Prabowo Tetap 34, tetapi Ditambah Badan

Budiman Sudjatmiko: Bisa Saja Kementerian di Era Prabowo Tetap 34, tetapi Ditambah Badan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com