Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wiranto Minta Masyarakat Pantau Gerakan Teroris Lewat Siskamling

Kompas.com - 04/07/2017, 11:37 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto mengatakan masyarakat bisa berperan menjadi agen untuk mengamati perlaku terorisme.

Dengan menggalakan kembali sistem keamanan lingkungan (Siskamling), masyarakat bisa bekerja sama dengan aparat kepolisian atau TNI yang ada di daerahnya untuk melaporkan kegiatan mencurigakan yang mengarah pada perilaku teror.

"Nah, itu penting sekali karena wilayah kita kan luas sekali. Tapi kan masyarakat sendiri kan merupakan suatu agen-agen untuk mengamati perilaku para terorisme yang bergerak sendiri ini," kata Wiranto di kantor Kemenkopolhukam, di Jakarta, Selasa (4/7/2017).

Wiranto mengatakan, teroris bergerak secara diam-diam untuk menyembunyikan kegiatannya. Misalnya beraktivitas malam hari, melakukan pertemuan mencurigakan, atau merakit bom di tempat tinggalnya.

(Baca: Pimpinan Pansus Terorisme Sebut Ada Kecenderungan Perubahan Pola Teror)

Pelaku teror bisa saja berbaur dengan masyarakat. Karenanya, masyarakat dinilai bisa mendeteksi dini terhadap aktivitas tidak wajar di lingkungannya, salah satunya melalui siskamling tadi.

"Masyarakat yang nanti punya link dengan aparat keamanaan untuk kemudian bersama-sama mengawasi lingkungannya dari perilaku-perilaku masyarakat yang tidak wajar yang sangat boleh jadi merupakan orang-orang yang bergerak dalam rangka melaksanakan aksi teror," ujar Wiranto.

Wiranto menambahkan, dalam rapat bersama Kapolri, Mendagri, atau BIN dirinya sudah menekankan untuk melibatkan masyarakat dalam mendeteksi dini pelaku teror.

(Baca: Ryamizard: Bahaya di Depan Mata Kok Masih Saja Diskusi RUU Terorisme)

"Pada rapat kemarin saya tekankan betul kepada Kapolri, kepada Mendagri kepada BIN, manfaatkan kekuatan kita di masyarakat sebagai early warning system, sebagai pendeteksian dini terhadap aksi-aksi terorisme," ujar Wiranto.

Seperti diketahui, belum lama ini terdapat aksi terorisme yang sasarannya adalah aparat kepolisian. Pada Minggu (25/6/2017) dua pelaku teror menyerang Markas Polda Sumatera Utara. Aksi pelaku menewaskan satu orang anggota kepolisian.

Kemudian pada Jumat (30/6/2017) malam, dua polisi diserang seorang pria dengan pisau usai shalat di Masjid Falatehan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Lokasi penyerangan hanya berjarak beberapa ratus meter dari Mabes Polri. Dua polisi terluka akibat serangan dari pelaku yang beraksi menggunakan senjata jenis pisau.

Kompas TV Bagaimana meredam ancaman pelaku teror tunggal yang belakangan ini kerap menargetkan polisi sebagai sasaran?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Nasional
Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Nasional
Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Nasional
KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

Nasional
Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Nasional
Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Nasional
Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Nasional
PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

Nasional
Tanggapi Ide 'Presidential Club' Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Tanggapi Ide "Presidential Club" Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Nasional
6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

Nasional
Budiman Sudjatmiko: Bisa Saja Kementerian di Era Prabowo Tetap 34, tetapi Ditambah Badan

Budiman Sudjatmiko: Bisa Saja Kementerian di Era Prabowo Tetap 34, tetapi Ditambah Badan

Nasional
PAN Ungkap Alasan Belum Rekomendasikan Duet Khofifah dan Emil Dardak pada Pilkada Jatim

PAN Ungkap Alasan Belum Rekomendasikan Duet Khofifah dan Emil Dardak pada Pilkada Jatim

Nasional
Prabowo Hendak Tambah Kementerian, Ganjar: Kalau Buat Aturan Sendiri Itu Langgar UU

Prabowo Hendak Tambah Kementerian, Ganjar: Kalau Buat Aturan Sendiri Itu Langgar UU

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com