JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Polri Jenderal Pol Tito Karnavian menginstruksikan jajarannya untuk memperkuat pengamanan di setiap kantor polisi.
Masing-masing polisi juga diminta waspada atas serangan teroris.
Hal itu disampaikan Kapolri di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Minggu (25/6/2017), menyikapi serangan teroris ke Mapolda Sumatera Utara.
"Saya sudah memerintahkan semua jajaran polisi supaya mereka memperkuat pengamanan masing-masing satuan di kantor atau pribadi masing-masing," kata Kapolri.
(baca: Ada Bendera ISIS di Rumah Penyerang Markas Polda Sumut)
Kapolri mengatakan, kedua pelaku penyerangan polisi di Mapolda Sumut diduga sel kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD). Jaringan tersebut menyasar polisi.
"Sasarannya polisi. Kenapa polisi? Karena polisi dianggap sebagai kafir harbi. Kafir yang menyerang mereka. Jadi harus diprioritaskan," kata Kapolri.
Kedua terduga teroris berinisial SP (47) dan AR (30) menyerang Mapolda Sumut pada Minggu pukul 03.00 WIB.
(baca: Diduga, Pelaku Penyerang Markas Polda Sumut Terkait Bahrun Naim)
Setelah melompat pagar di penjagaan, pelaku menyerang polisi yang tengah beristirahat di salah satu dari tiga pos penjagaan.
Ketika menyerang, menurut polisi, pelaku meneriakkan takbir.
Aiptu Martua Sigalinging tewas ditikam di leher, dada, dan tangan dengan menggunakan senjata tajam.
Pelaku juga mencoba membakar ruangan pos.
Salah satu rekan Aiptu Martua, Brigadir E. Ginting kemudian meminta tolong kepada anggota Brimob yang ada di pos lainnya.
Dari pos I, tiga anggota Brimob, yakni Brigadir Novendri Sinaga, Bharatu Lomo Simanjuntak, dan Brigadir Karo Sekali langsung bergerak cepat mendatangi Brigadir E Ginting.