Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Elektabilitas Jokowi dan PDI-P Tak Terpengaruh Pilkada DKI

Kompas.com - 09/06/2017, 03:32 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) baru saja merilis survei nasional yang memotret dampak Pilkada DKI Jakarta terhadap kondisi politik nasional.

Hasilnya, Jokowi tetaplah tokoh paling atas yang mendapat dukungan responden untuk menjadi Presiden. Sedangkan PDI Perjuangan tetaplah partai politik yang menjadi pilihan mayoritas responden.

Menurut Direktur Eksekutif SMRC Djayadi Hanan, Jokowi dan PDI Perjuangan masih di atas semua pesaingnya dan tidak terpengaruh hasil Pilkada DKI Jakarta dikarenakan beberapa hal.

"Berbagai indikator yang berbasis pada evaluasi massa nasional secara umum, positif dan stabil," kata dia dalam paparan hasil survei, Jakarta, Kamis (8/6/2017).

Djayadi mengungkapkan, tingkat kepuasan publik pada kinerja Jokowi masih stabil, bahkan mencapai 67 persen. Sebanyak 69 persen responden bahkan yakin akan kemampuan Jokowi memimpin.

(Baca: Usai Pilkada DKI, Survei SMRC Sebut Jokowi Masih Unggul dari Prabowo)

Sementara itu, penilaian atas kondisi ekonomi, politik, dan keamanan juga relatif stabil. Sebanyak 44,4 persen responden merasa ekonomi rumah tangganya lebih baik dibandingkan tahun lalu.

Bahkan, sebanyak 62,3 persen optimistis keadaan ekonomi keluarga akan lebih baik di tahun depan.

Seiring dengan hal tersebut, Djayadi menamahkan, penilaian atas kondisi ekonomi nasional juga cenderung positif, yakni 57,1 persen. Namun perlu diketahui, persepsi responden ini merupakan persepsi dari masyarakat atau ekonomi rumah tangga.

Tentu dalam hal ini SMRC tidak melihat persepsi dari kacamata pengusaha.

Sementara itu, kepercayaan pada lembaga-lembaga publik juga tidak banyak mengalami perubahan. Urutan teratas masih ditempati TNI (90 persen), Presiden (86 persen), KPK (86 persen), Polri (77 persen), pengadilan (76 persen) dan kejaksaan (74 persen).

"Tingkat kepercayaan pada partai dan DPR paling rendah dibandingkan pada lembaga-lembaga yang lain," ucap Djayadi.

"Berbeda dari spekulasi yang beredar di sejumlah kalangan, survei opini publik ini justru menemukan bahwa semua indikator politik tidak menunjukkan perubahan berarti, sebelum dan sesudah Pilkada DKI Jakarta," ujar Djayadi.

Survei SMRC ini dilakukan pada 14-20 Mei 2017 dengan melibatkan 1.350 responden yang dipilih dengan teknik multistage random sampling dari total populasi nasional yang sudah memiliki hak pilih pemilihan umum.

Margin of error survei ini rata-rata 2,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Kompas TV Menurut Presiden Joko Widodo, komunikasi dengan rakyat tidak harus langsung bertemu, melainkan di zaman yang modern dapat pula dilakukan dengan cara vlog.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

"Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

Nasional
[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

Nasional
Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com