Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Minta Aksi Saling Hujat Dihentikan untuk Kejar Ketertinggalan

Kompas.com - 03/06/2017, 17:01 WIB
Andi Hartik

Penulis

MALANG, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo kembali mengingatkan tentang bahaya saling menghujat terhadap keutuhan bangsa.

Dalam pidatonya saat meresmikan SMA Negeri Taruna Nala Jawa Timur di Kota Malang pada Sabtu (3/6/2017), Jokowi meminta semua pihak untuk tidak terjebak pada kebiasaan yang menyebabkan bangsa terpecah.

"Jangan sampai kita terjebak pada persoalan-persoalan yang sekarang kita lihat. Saling menjelekkan, saling menghujat terutama di medsos (media sosial), saling menyalahkan, saling memfitnah, membuat berita hoaks," kata Jokowi dalam ritme yang melambat dan tegas.

Jokowi mengatakan, saling menyalahkan dan saling menghujat merupakan suatu tindakan yang tidak produktif untuk kemajuan bangsa. Karena itu, ia berharap energi yang ada pada bangsa ini digunakan untuk hal-hal yang positif.

"Ini hal-hal yang tidak produktif. Hal-hal yang tidak memiliki kontribusi terhadap negara ini. Kita harapkan energi di negara ini diarahkan kepada hal-hal yang positif. Bukan kepada hal-hal yang membuat pecah bangsa kita," ujar Jokowi.

(Baca juga: Jokowi: Takdir Tuhan untuk Kita adalah Keberagaman)

Permintaan Jokowi untuk menggunakan energi bangsa ke arah yang positif karena Indonesia masih tertinggal dibanding dengan negara lain.

Ia mencontohkan pendirian PT PAL Indonesia yang merupakan BUMN, dengan perusahaan serupa di Korea Selatan.

Menurut Jokowi, pendirian perusahaan pembuatan kapal itu hampir bersamaan. Tapi Indonesia kalah berkembang dengan Korea Selatan, yang sudah bisa membuat kapal selam. Sementara Indonesia masih belum bisa.

"Sama-sama dimulai tapi di sana sudah bisa membuat kapal selam, kita belum. Kita pesan di sana. Ini pasti ada sesuatu yang harus kita perbaiki," ucapnya.

Saat menghadiri Kajian Ramadhan PW Muhammadiyah Jawa Timur di Universitas Muhammadiyah Malang, Jokowi menyampaikan hal yang tidak jauh berbeda.

Ia juga menyinggung banyaknya ujaran kebencian dan saling menghujat yang membahayakan terhadap keutuhan bangsa.

Kompas TV Jokowi Tandatangani Perpres Pembinaan Ideologi Pancasila
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com