Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Kapolri Setuju TNI Terlibat Pemberantasan Terorisme

Kompas.com - 29/05/2017, 21:18 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

BOGOR, KOMPAS.com - Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian mengatakan bahwa penanganan terorisme di Indonesia memang harus komprehensif. Oleh sebab itu, Tito tak mempersoalkan jika TNI ikut terlibat aktif di dalam penanganan salah satu kejahatan luar biasa tersebut.

"Saya sudah diskusi dengan Menkopolhukam dan Panglima TNI. Intinya terorisme ini harus komprehensif. Tidak bisa hanya satu instansi," ujar Tito di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin (29/5/2017).

Sebuah tindak pidana terorisme, menurut Tito, tak hanya melulu soal penindakan. Namun juga di luar itu. Misalnya kegiatan intelijen, deradikalisasi, dan rehabilitasi. TNI pun dinilai memiliki potensi untuk turut andil di dalam segala aspek-aspek tersebut.

"Mulai dari potensi intelijen, teritorial dan tim penindakannya. Lalu kenapa tidak dimanfaatkan bersama-sama?" lanjut Tito.

Tito kemudian mencontohkan beberapa wilayah penindakan terorisme yang dapat dimasuki TNI. Contoh pertama, yakni pencegahan.

(Baca: Jokowi Minta TNI Dilibatkan dalam Penanggulangan Terorisme)

TNI bisa menggunakan 'tangan' intelijennya untuk memantau orang-orang yang diduga sebagai kelompok teror. Contoh kedua, deradikalisasi dan rehabilitasi. TNI juga bisa turut melakukan pendekatan kepada mantan narapidana kasus terorisme.

"Untuk penindakan juga bisa, Misalnya di laut lepas di mana Polri tidak memiliki aset, (TNI) bisa masuk. Pembajakan di laut, di udara juga, kenapa tidak? Pokoknya di medan-medan khusus yang Polri tidak memiliki kemampuan yang cukup semisal gunung dan hutan," ujar Tito.

Tito mengatakan, sinergi antara TNI-Polri sudah terlihat di dalam Operasi Tinombala di Poso, beberapa tahun silam.

"Apalagi, jaringan teroris sekarang kan tidak hanya jaringan lokal, tapi juga internasional. Ada di Filipina Selatan, Suriah, Afganistan, Turki dan Irak. Ini semua bisa kita sinergikan," ujar Tito.

(Baca:  Wiranto Merasa Tangan Aparat Pemberantas Terorisme Diborgol)

Diberitakan, Presiden Joko Widodo ingin unsur TNI dapat terlibat dalam praktik antiterorisme. Presiden pun meminta hal itu dimasukan ke dalam Rancangan Undang-Undang Terorisme yang hingga kini masih dibahas di DPR RI.

"Berikan kewenangan kepada TNI untuk masuk di dalam RUU ini. Tentu saja dengan alasan-alasan yang saya kira dari Menkopolhukam sudah mempersiapkan," ujar Jokowi dalam sidang kabinet paripurna di Istana Kepresidenan, Bogor, Jawa Barat, Senin.

Ini merupakan pertama kalinya Presiden Joko Widodo mengungkapkan soal pelibatan TNI tersebut. Wacana soal pelibatan TNI ini sudah muncul sejak RUU tersebut mulai digulirkan di DPR RI, awal 2016.

Jokowi sekaligus meminta Menkopolhukam Wiranto mengejar DPR untuk perampungan RUU tersebut.

"Saya ingin agar RUU Antiterorisme ini segera dikejar ke DPR. Ini Pak Menkopolhukam agar bisa segera diselesaikan secepat-cepatnya. Karena ini sangat kita perlukan dalam rangka payung hukum untuk memudahkan, untuk memperkuat aparat kita bertindak di lapangan," ujar Jokowi.

Kompas TV TNI Ajak Warga Jaga Negara dari Paham Radikalisme
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Eks Bawahan SYL Mengaku Beri Tip untuk Angota Paspampres Jokowi

Eks Bawahan SYL Mengaku Beri Tip untuk Angota Paspampres Jokowi

Nasional
Jokowi Harap Presiden Baru Tuntaskan Pengiriman Alkes ke RS Sasaran

Jokowi Harap Presiden Baru Tuntaskan Pengiriman Alkes ke RS Sasaran

Nasional
Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

Nasional
Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta Bersama Pengacara

Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta Bersama Pengacara

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

Nasional
Syarat Usia Masuk TK, SD, SMP, dan SMA di PPDB 2024

Syarat Usia Masuk TK, SD, SMP, dan SMA di PPDB 2024

Nasional
Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

Nasional
Demokrat Anggap SBY dan Jokowi Dukung “Presidential Club”, tetapi Megawati Butuh Pendekatan

Demokrat Anggap SBY dan Jokowi Dukung “Presidential Club”, tetapi Megawati Butuh Pendekatan

Nasional
Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

Nasional
Jokowi Kembali Ingatkan agar Anggaran Tidak Habis Dipakai Rapat dan Studi Banding

Jokowi Kembali Ingatkan agar Anggaran Tidak Habis Dipakai Rapat dan Studi Banding

Nasional
Jaksa Ungkap Ayah Gus Muhdlor Hubungkan Terdakwa dengan Hakim Agung Gazalba lewat Pengacara

Jaksa Ungkap Ayah Gus Muhdlor Hubungkan Terdakwa dengan Hakim Agung Gazalba lewat Pengacara

Nasional
Disebut PAN Calon Menteri Prabowo, Eko Patrio Miliki Harta Kekayaan Rp 131 Miliar

Disebut PAN Calon Menteri Prabowo, Eko Patrio Miliki Harta Kekayaan Rp 131 Miliar

Nasional
Termohon Salah Baca Jawaban Perkara, Hakim MK: Kemarin Kalah Badminton Ada Pengaruhnya

Termohon Salah Baca Jawaban Perkara, Hakim MK: Kemarin Kalah Badminton Ada Pengaruhnya

Nasional
Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak 'Heatwave'

Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak "Heatwave"

Nasional
Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar, tapi dari Bawah

Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar, tapi dari Bawah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com